Saat ingin menonton film, penilaian apa yang suka Anda perhatikan? Apakah Anda tipe orang yang suka melihat rating penontonnya terlebih dulu? Apakah Anda melihat dari popularitas film lewat jumlah penjualan tiket? Ataukah Anda tipe orang yang menilai kualitas sebuah film dari berbagai macam hasil tes?
Apabila Anda adalah tergolong tipe terakhir, kemungkinan besar Anda familiar dengan Bechdel test atau tes Bechdel.
Apakah Itu Tes Bechdel
Mengutip dari laman bechdeltestfest.com dinyatakan bahwa tes Bechdel ditenarkan oleh komikus bernama Alison Bechdel. Tujuan utama dari adanya tes ini ialah untuk melihat sejauh mana keterwakilan dan peran perempuan dalam suatu film. Salah satu alasannya tes ini lahir adalah karena minimnya peran karakter perempuan yang signifikan di dalam sebuah film.
Film mesti memenuhi tiga kriteria untuk dapat lolos tes ini. Kriteria tersebut antara lain film mesti mempunyai minimal dua karakter perempuan, kedua karakter perempuan tersebut mesti saling berinteraksi, dan mereka mesti membicarakan topik selain mengenai laki-laki. Di samping itu karakter-karakter perempuan tersebut harus memiliki nama.
Banyak Film Yang Lolos
Ada banyak film yang berhasil lolos tes Bechdel. Salah satu contohnya ialah The Help (2011) yang hampir semua karakternya ialah perempuan. Tidak sedikit film young adult seperti seri Divergent dan The Hunger Games juga memenuhi beberapa kriteria tes ini. Tentunya, film-film remake seperti Ghostbusters (2016) dan Ocean’s 8 (2018) juga terdapat di dalam daftar ini.
Beberapa film lawas pun memiliki nasib yang sama. Walaupun kerap dibilang tak sejalan dengan prinsip feminisme modern, ternyata film Cinderella (1950) juga lolos tes Bechdel. Itu disebabkan sempat adanya percakapan tentang pekerjaan rumah tangga antara Cinderella dengan ibu serta saudara tirinya. Ditambah lagi Cinderella pun sempat berbicara dengan Ibu Peri tentang pesta dansa.
Banyak Juga Film Yang Tidak Lolos
Banyak juga film yang tak dapat memenuhi kriteria-kriteria dalam tes Bechdel. Meskipun memiliki karakter utama perempuan yang kuat dan menginspirasi, minimnya jumlah perempuan yang punya nama dalam Edge of Tomorrow (2014) menjadi alasan film tersebut tak lolos tes Bechdel.
Avatar (2009) pun mempunyai nasib yang tidak jauh berbeda. Neytiri sempat tampak ngobrol dengan karakter perempuan lain yakni ibunya. Tetapi, percakapan mereka cuma membahas mengenai Jake.
Tentunya film-film yang keseluruhan karakternya merupakan laki-laki tak dapat memenuhi kriteria tes Bechdel. Contoh-contoh film klasik yang tidak lolos tes Bechdel misalnya 12 Angry Men (1957) dan Saving Private Ryan (1998).
Relatif Kontroversial
Banyak orang yang suka dengan adanya tes Bechdel. Mereka berpendapat tes ini dapat memicu lebih banyak film untuk memperlihatkan karakter perempuan.
Akan tetapi banyak pula yang berpendapat bahwa tes Bechdel tak dapat dianggap serius. Berdasarkan mereka, tes ini tak dapat dijadikan patokan akan apakah suatu film telah menunjukkan representasi perempuan secara baik atau belum. Pandangan itu dibuktikan dengan lolosnya film Cinderella dan gagalnya film Avatar dan Edge of Tomorrow.
Terlepas dari pro dan kontra, semua setuju bahwa tes Bechdel dapat menyajikan gambaran keterwakilan dan keterlibatan perempuan dalam ranah perfilman. Apakah film kesukaan Anda telah lolos tes Bechdel? Silakan kunjungi langsung BTF (Bechdel Test Fest) di https://bechdeltestfest.com/ untuk mengetahuinya.
Posting Komentar untuk "Menilik Keterwakilan Perempuan dalam Dunia Film Melalui Bechdel Test Festival"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.