Sebetulnya perubahan itu merupakan hal yang biasa. Hal ini ditunjang dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang menciptakan output berbentuk teknologi. Lewat perubahan ini konsumen bisa mendapatkan dan mengakses layanan dengan lebih mudah.
Di samping itu digitalisasi pun membuka peluang lapangan kerja baru untuk mendukung kesinambungan bisnis di era digital. Namun setiap perubahan tentu ada risiko dan tantangannya, termasuk dalam melaksanakan digitalisasi perbankan. Beberapa risiko dari layanan perbankan digital adalah risiko perlindungan data, kemungkinan serangan siber, strategi investasi IT, dan penyalahgunaan data pribadi.
Hal ini mesti dijadikan fokus saat akan melaksanakan digitalisasi. Tak terkecuali kesiapan perusahaan atau organisasi dalam menghadapinya, misalnya persiapan segala sumber daya, terutama persiapan individu-individu pelaku di dalamnya.
Tantangan Transformasi Digital Perbankan
Menurut Senior Executive Analyst OJK Roberto Akyuwen terdapat 9 tantangan yang mesti dihadapi oleh para pelaku transformasi digital perbankan. Berikut ini 9 tantangan perbankan di era digital.
1. Risiko Timbulnya Kebocoran Data
Kebocoran data rawan terjadi di era digital, termasuk pada sistem perbankan. Sehingga dibutuhkan sistem yang mampu mengatur perlindungan, pencegahan sekaligus cara untuk menanggulangi kebocoran data pribadi.
2. Risiko Penggunaan Pihak Ketiga
Penting sekali untuk memerhatikan pemilihan pihak ketiga sebagai penyedia hardware maupun software. Kesalahan dalam memilih vendor bisa berakibat buruk terhadap migrasi data yang dilakukan. Misalnya phishing, kebocoran data, dan lain-lain.
3. Serangan Cyber
Serangan cyber mungkin sekali terjadi jika tak ada barikade atau penangkal dipasang untuk menahan serangannya. Pembentukan tim keamanan siber sebagai garda depan dalam menanggulangi kejahatan siber merupakan hal penting yang mesti dipersiapkan.
4. Sumber Daya Manusia
Kesiapan perusahaan atau organisasi di dalam menyambut perubahan, khususnya sumber daya manusia yang mesti disiapkan lewat pengarahan, penyuluhan, dan pelatihan serta skill yang relevan dengan era digital.
5. Infrastruktur Jaringan Komunikasi
Jaringan komunikasi perlu dirancang secara matang sehingga bisa menunjang percepatan transformasi digital. Jaringan komunikasi ini akan mempermudah proses komunikasi yang berbasiskan internet.
6. Regulatory framework
Regulatory framework adalah aturan hukum yang mengatur bagaimana transformasi tersebut dijalankan dan dukungan dari pihak Pemerintah dalam hal ini.
7. Penyalahgunaan Teknologi
Penting sekali untuk memahami bagaimana cara kerja suatu aplikasi atau layanan digital perbankan online supaya mencegah terjadinya penipuan yang menggunakan perkembangan teknologi. Maka dari itu nasabah perlu melindungi data pribadi, seperti password/kata kunci, pin, dan kode OTP (One Time Password) untuk menghindari oknum yang tak bertanggung jawab dalam menggunakan data itu.
8. Risiko Strategis Investasi di Bidang IT
Perkembangan digital tentunya membutuhkan investasi di bidang IT yang bertujuan untuk mengembangkan sumber daya supaya bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Tetapi hal ini membutuhkan strategi yang tepat dan terukur supaya investasi bisa mencapai potensi maksimalnya dan tak mengakibatkan kerugian.
9. Risiko Perlindungan Data Pribadi
Perbankan era digital rawan terhadap perlindungan data pribadi. Pasalnya untuk mendaftarkan diri dan melakukan registrasi pada aplikasi perbankan digital biasanya dibutuhkan identitas data nasabah yang benar-benar valid. Data nasabah ini wajib untuk terlindungi secara baik supaya tidak bocor dan disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Open Banking BRIAPI dan Tantangan Perbankan
BRIAPI merupakan upaya BRI dalam menjawab tantangan perbankan di era digital melalui open banking. Open banking itu sendiri adalah suatu sistem yang memungkinkan bank menjadi terbuka sehingga bisa terjadi adanya pertukaran data nasabah antara pihak perbankan, lembaga keuangan, dengan pihak ketiga dari berbagai bisnis dan aplikasi digital secara aman. Data tersebut dipertukarkan dengan aman atas persetujuan dari nasabah.
BRIAPI kependekan dari BRI Application Programming Interface yakni suatu antarmuka pemrograman aplikasi atau Application Programming Interface (API) yang dikembangkan oleh BRI yang memungkinkan dilakukannya integrasi antara aplikasi pihak ketiga dengan layanan BRI.
BRIAPI ini diciptakan untuk memperlancar dan memudahkan berbagai kebutuhan transaksi perbankan yang diperlukan perusahaan atau institusi di era digital. BRIAPI dapat diterapkan di masyarakat dan bisa membantu transaksi perbankan menjadi lebih gampang.
Beberapa keunggulan yang ditawarkan open banking BRIAPI antara lain mulai integrasi dengan mudah, proses integrasi cepat, keamanan terjamin, kepatuhan terhadap regulasi, adanya manajemen risiko, serta bereputasi baik dan aman.
Nah, dengan semua kelebihannya serta ditunjang oleh keamanannya yang berstandar internasional ini, Anda tak perlu khawatir lagi untuk segera mengintegrasikan bisnis Anda dengan nyaman dan mudah pada berbagai layanan yang disediakan BRIAPI.
Posting Komentar untuk "Cara BRIAPI Hadapi Tantangan Perbankan di Era Digital"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.