Jendela Informasi - Olah raga kriket telah menjadi bagian dari budaya dan kehidupan masyarakat Inggris. Hal tersebut tidak terlepas dari fakta bahwa Inggris memang merupakan negara asal kelahiran olah raga kriket. Olah raga ini termasuk cukup tua karena pertama kali dimainkan sekitar abad 16. Tidak ada satu pun dokumentasi yang menggambarkan awal olah raga ini terlahir. Ada yang menyebutkan awalnya kriket merupakan permainan tradisional yang biasa dimainkan anak-anak di Weal, kawasan di selatan Inggris.
Banyak yang berspekulasi olah raga ini mulai dimainkan oleh orang dewasa pada 1611. Semasa perang saudara di Inggris, olah raga ini juga sering dimainkan. Di abad ke-16 pula Inggris sudah mulai melakukan masa penjajahannya untuk mencapai tujuan akan gold, glory, dan gospel. Selama masa kolonialisme, pengaruh Inggris sangat kuat pada negara jajahannya tidak hanya dari segi praktik ekonomi, hukum, dan sistem pemerintahan, melainkan juga olah raga termasuk kriket.
Kriket ikut berkembang selama masa penjajahan. Oleh karena itu, kriket sangat populer di negara-negara persemakmuran atau negara bekas jajahan Inggris. Sebut saja di India, Selandia Baru, hingga Afrika Selatan.
Kekuasaan The Great Britain juga memberikan pengaruh tidak hanya bagi penyebaran olah raga ini ke negara-negara persemakmuran, tetapi bagi perkembangan kriket di mata dunia. Inggris berhasil membuat kriket menjadi olah raga yang berkelas dan bergengsi karena berhasil menarik banyak media internasional untuk meliput secara khusus kejuaraannya.
Eurosport memiliki kolom khusus untuk membahas olah raga kriket. Stasiun televisi olah raga seperti Fox Sport secara khusus kerap menyiarkan pertandingan ini. Inggris memiliki saluran televisi khusus, yakni Neo Cricket, untuk menyiarkan olah raga ini setiap hari.
Bagaimana dengan penonton? Jumlah penikmat olah raga ini tidak kalah gilanya dibandingkan dengan pencinta sepak bola. Hampir setiap negara persemakmuran memiliki arena kriket. Di Australia, misalnya, arena kriket seperti dikeramatkan karena dinilai sangat penting. Salah satunya Adelaide Oval, arena kriket yang dibangun sejak 1871 dan mampu menampung sekitar 60.000 penonton.
Pertandingan penyisihan grup B antara India melawan Pakistan dalam ICC Cricket World Cup 2015 lalu, diperkirakan disaksikan sekitar 1 miliar penonton di seluruh dunia. Estimasi dibuat berdasarkan jumlah tiket pertandingan di Adelaide Oval yang langsung habis hanya dalam waktu 20 menit ditambah dengan siaran langsung di televisi dan streaming Online.
Mirip bisbol
Kriket memiliki kemiripan dengan bisbol atau sofbol, yakni penggunaan bola dan pemukul (bat) meskipun dari segi bentuk pemukulnya berbeda. Selain itu, adanya pelempar dan pemukul bola juga membuat kedua olah raga ini serupa tetapi sebenarnya tak sama. Dalam bisbol dikenal istilah pitcher (pelempar bola) dan batter (pemukul), sedangkan dalam kriket dikenal dengan istilah bowler dan batsman.
Batsman bertugas memukul bola yang dilemparkan bowler dari tim lawan. Setelah berhasil melakukan pukulan, batsman harus berlari dari satu ujung ke ujung lain pitch untuk menciptakan skor yang disebut run. Jika bola pukulan batsman keluar dari boundary (garis batas lapangan) tanpa menyentuh tanah, tim akan mendapatkan poin tertinggi yakni 6 run.
Jika batsman harus berusaha memukul bola dan menciptakan run, bowler harus berusaha menjatuhkan gawang yang ada di belakang batsman. Gawang terdiri atas tiga kayu yang ditancapkan berderet. Jika Bowler berhasil menjatuhkan gawang, maka disebut dengan istilah wicket dan batsman dinyatakan out.
Kriket tidak dibatasi dengan waktu. Oleh karena itu pertandingan bisa berlangsung hingga lima hari, kecuali One Day International (ODI) Test yang dibatasi untuk selesai dalam waktu 1 hari.
Kriket juga menggunakan istilah inning (babak) seperti dalam bisbol. Dalam kriket, inning adalah periode permainan yang akan berakhir sampai tim fielding (bertahan) membuat 10 out atau mematikan 10 batsman lawan. Over (seri bola) dalam setiap inning tidak dibatasi, adapun satu over terdiri atas enam bola atau lemparan.
Namun, dalam kejuaraan resmi, tim akan memainkan 50 over atau 300 bola. Dalam One Day International (ODI) Test, memainkan 90 over atau 540 bola.