Jendela Informasi - Awal tahun biasanya diwarnai dengan berbagai resolusi. Hal yang berkaitan dengan kesehatan dan berat badan pun sering masuk dalam jajaran resolusi itu. Bukan hanya yang ingin menguruskan badan, mereka yang berbadan kurus dan sulit menaikkan berat badan pun mematok resolusinya sendiri, tidak aneh, tapi memang ada resolusi yang bernama: ingin gemuk.
Setiap orang bukan hanya mendambakan memiliki tubuh yang sehat. Selain sehat, ada juga keinginan untuk memiliki tubuh ideal yang artinya seimbang antara tinggi badan dan berat badannya. Hal itu tentu akan membuat seseorang lebih merasa nyaman dengan tubuhnya dan bisa berekspresi dengan berbagai gaya busana sesuai karakternya.
Tubuh ideal itu dalam istilah medis disebut indeks massa tubuh yang normal. Memang ada yang tidak normal yaitu ketika indeks massa tubuhnya di bawah atau di atas rentang normal. Orang yang memiliki indek massa tubuh di bawah normal atau terlalu kurus memang lebih sedikit, tetapi penanganan klinisnya lebih sulit dibandingkan dengan yang kegemukan.
Perbandingan antara pasien yang ingin gemuk dan pasien yang ingin kurus adalah 1:9. Pasien ini adalah orang yang menganggap dirinya selalu makan banyak tapi tetap kurus. Memang, mereka biasanya setiap makan makanan pokok, porsinya banyak. Tetapi, camilannya kurang.
Itu bisa tejadi karena ada kelainan pada saluran cerna yang membuat daya serap ususnya berkurang. Orang-orang yang terlalu kurus itu memiliki sel usus yang renggang satu sama lain yang mengakibatkan komunikasi antarsel berjalan lamban dan enzim yang dihasilkan pun sedikit.
Seharusnya, sel-sel usus itu menempel ketat sehingga komunikasi antarsel berlangsung lancar. Bila sel usus renggang dan enzim yang dihasilkan sedikit, maka makanan yang dikonsumsi pun tidak banyak yang terserap.
Selain itu, orang yang tubuhnya terlalu kurus di bawah indeks massa tubuh yang normal, biasanya produksi gas lambung selalu meningkat. Hal itulah yang membuat mereka selalu merasa perutnya kembung, perutnya penuh, selalu kenyang, dan bahkan mual.
Kondisi itu pula yang membuat orang yang terlalu kurus selalu mengincar makanan utama dibandingkan dengan camilan karena menganggap mereka akan cepat kenyang. Porsinya pun dibuat besar karena merasa asupan karbohidratnya bisa menggemukkan.
Karena memaksa makan utama dengan porsi besar, mereka cepat merasa mual dan kadang-kadang muntah. Padahal, dari vang dimakan pun, sebagian besar tidak diserap. Lalu karena keburu kenyang dengan porsi besar itu, mereka umumnya tidak suka mengemil.
Lagi pula, karena mengincar karbohidrat dan protein demi menaikkan berat badan, komposisi makanannya pun menjadi tidak seimbang. Hal itu mengakibatkan tubuhnya mengalami kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral.
Kalau dari kecil selalu kurus dan dibiarkan, kepadatan tulangnya menjadi kurang bagus. Selain itu, orang yang terlalu kurus atau status gizinya kurang, biasanya mudah terkena infeksi. Kalau terkena flu pun, akan lebih lama atau lebih parah dibandingkan mereka yang status gizinya normal.
Perbaiki Sel
Seperti halnya mereka yang kegemukan bisa menjalani terapi penurunan berat badan, orang yang terlalu kurus pun bisa menaikkan berat badannya. Namun, karena ada kelainan dari sel usus, maka perbaikannya bukan hanya pola malam, tetapi juga dibutuhkan terapi memperbaiki sel itu.
Bisa diperbaiki, tetapi tidak cepat. Hasilnya memang lebih mudah terlihat ketika yang gemuk menjadi kurus. Kalau disiplin, bisa 4-6 kilogram sebulan. Tetapi kalau yang kurus ingin gemuk, kenaikannya rata-rata 2 kilogram per bulan asalkan disiplin. Memperbaiki sel itu butuh waktu.
Untuk memperbaiki sel itu dibutuhkan multimineral yang bersifat alami layaknya pupuk sehingga sel-sel usus itu saling menempel. Selain itu, terapi dilakukan dengan mengatur pola makan dalam porsi kecil tapi dengan frekuensi tinggi. Dalam satu hari, makan utama dan camilan diselang-selang bisa sampai 8-10 kali.
Makanan pokok yang dipilih tentunya harus yang komposisinya lengkap. Lalu, camilan yang dipilih yang mengandung tepung-tepungan. Sementara, cara mengonsumsi buah adalah dihancurkan menggunakan blender karena pasti akan menggunakan tambahan gula.
Upaya memperbaiki sel usus tersebut bisa dilakukan pada usia berapapun. Meski begitu disarankan bila kondisi itu terjadi pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, maka sebaiknya intervensi dilakukan sebelum fase pertumbuhan cepat.
Fase pertumbuhan cepat yang cukup lama rentang waktunya terjadi ketika anak-anak mau memasuki usia remaja. Anak perempuan ditandai dengan menstruasi dan anak laki-laki sekitar 12-13 tahun. Bila kondisi status gizi kurang itu tidak diperbaiki, dikhawatirkan bisa menghambat pertumbuhan seperti tinggi badan yang tidak optimal.
Bila diperbaiki sebelum fase itu, maka diharapkan ketika memasuki fasenya anak-anak sudah memiliki indeks massa tubuh yang normal. Dengan begitu, anak-anak bisa mengejar kemampuan pertumbuhannya seoptimal mungkin.