Jendela Informasi - Situs ini merupakan lokasi yang menjadi penemuan banyak peninggalan arkeologi dari zaman kuarter, yaitu era pliosen tengah sekitar 2 juta tahun lalu. Area penemuan meliputi beberapa desa di Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis seluas lebih kurang 961,369 hektare. Dengan banyaknya temuan dan untuk tujuan penyelamatan serta daya simpan fosil, Pemerintah Kabupaten Ciamis pada 2001 membangun museum yang dinamai Gedung Penyelamatan Benda Cagar Budaya Tambaksari. Pada area museum seluas 540 meter persegi itu, penataan koleksi dibantu oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar. Dengan adanya museum, diharapkan mempermudah aktivitas penelitian dan memberikan wawasan bagi pengunjung yang tertarik terhadap peninggalan benda prasejarah.
Perhatian pada kawasan Tambaksari ini sudah dimulai sejak J van Houten menemukan fosil vertebrata di timur laut Rancah medio 1920-an. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh V Es pada 1931, von Koenigswald pada 1934, dan Hetzei pada 1935. Situs penemuan terletak pada cekungan sedimentasi yang dikenal sebagai Cekungan Cijolang. Menurut von Koenigswald, fosil-fosil vertebrata yang ditemukan menunjukkan fauna tersendiri, bersama ciri fosil penunjuk berupa Merycopotamus nanus lydekker.
Fosil fauna itu termasuk fosil Hipopotamus (Hexaprotodon) simplex atau kuda nil, Cervus sp atau rusa, dan Stegodon sp atau gajah. Fosil fauna yang sempat ditemukan di kawasan Tambaksari meliputi kerbau purba, rusa, buaya, gajah, kuda nil, kura-kura, serta badak. Fosil-fosil itu ditemukan di lokasi Urug Kasang, Cisanca, Cicalincing, Cibabut, Cihonje, Ciloa, Cibabut, dan Cipasang. Beberapa spesies fauna yang pernah menetap di daerah tersebut tidak ditemukan lagi hidup di Pulau Jawa, seperti kuda nil dan gajah.
Temuan yang dianggap paling spektakuler dari Situs Tambaksari yaitu fosil manusia purba Homo erectus pada Juli 1999, berupa satu gigi seri. Fosil ditemukan oleh tim gabungan dari Balai Arkeologi Bandung, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTN) Yogyakarta, Laboratorium Geologi Kuarter P3G Bandung, University of Tennessee, dan Auburn University, Amerika Serikat, saat dilakukan ekskavasi di tebing Cisanca pada kedalaman 333 sentimeter di bawah permukaan tanah lapisan batu pasir kebiruan.
Penemuan-penemuan berikutnya juga diinisiasi oleh sekelompok murid Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Tambaksari yang dipimpin oleh Darwa Hardiya Ruhyana, guru ilmu pengetahuan alam. Fosil berupa potongan gigi besar binatang purba yang diperkirakan hidup satu-dua juta tahun lalu ditemukan siswa bernama Yayat Suryati. Sekolah itu menyimpan banyak fosil vertebrata, mamalia, dan moluska. Ada fosil proximal tibia pada pangkal tulang kering gajah purba, astragalus berupa tulang tumir, molat atau geraham, distal humerus atau ujung tulang lengan Stegodon sp atau gajah purba, dan banyak lagi. Di daerah itu juga ditemukan tumbuhan yang telah menjadi fosil serta kapak purba.
Banyaknya fosil prasejarah menjadi bukti Tambaksari merupakan wilayah yang memiliki sejarah peradaban zaman purba. Begitu juga daerah Ciamis jadi memiliki garis sejarah dunia - tidak hanya peninggalan Kerajaan Galuh Purba - yang menarik untuk disebarkan ke seluruh dunia. (Maman Soleman/E. Saepuloh/PRM/07072019)
- Nama : Gedung Penyelamatan Benda Cagar Budaya Tambaksari/Site Museum Fosil Tambaksari
- Alamat : Dusun Tambaksari RT 02 RW 01 Desa Tambaksari, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis