Jendela Informasi - Brachioplasty merupakan tindakan pembuangan gelambir kulit hanya dari lengan atas saja atau dari bahu hingga di atas sikut. Prosedur ini merupakan tindakan lumrah yang dilakukan terhadap pasien yang ingin memperindah lengan atas demi penampilan. Karena kurang percaya diri ketika menggunakan pakaian yang lengannya terbuka, biasanya ibu-ibu yang melakukan brachioplasty ini.
Brachioplasty ini merupakan bagian kecil dari bedah plastik estetik. Bedah plastik itu terbagi dua, yaitu rekonstruksi dan estetik. Bedah estetik adalah cabang dari ilmu bedah plastik yang mengkhususkan diri mengoperasi orang normal. Normal di sini orang yang sehat tetapi merasa dirinya perlu diubah secara estetik.
Bedah estetik dibagi dua yaitu aging process dan nonaging processar. Untuk bedah aging process biasanya dilakukan oleh mereka yang berumur dan ingin penampilan lebih muda. Contohnya, memperbaiki bentuk payudara yang sudah turun dan wajah yang keriput. Untuk nonaging, di antaranya sedot lemak, membulatkan kelopak mata dari yang asalnya sipit, dan memancungkan hidung pesek.
Bedah Plastik Berkembang
Kasus di atas menunjukkan sebagian kecil penanganan bedah plastik. Tak hanya soal sedot lemak dan memperindah bagian tubuh saja, bedah plastik pun mencakup subbedah plastik lain seperti bedah terhadap kelainan genital eksternal, bedah luka, microsurgery, operasi menggunakan mikroskop seperti penyumbatan pembuluh darah.
Bedah plastik itu sangat luas, kalau estetik itu hanya sebagian kecil saja, lima persen juga tidak sampai. Sebagian besar atau 95 persen itu bedah plastik rekonstruksi seperti luka bakar listrik, gosong, tulang-tulangnya diangkat sama bedah saraf, menutupnya pakai bedah plastik.
Bedah rekonstruksi telah dilakukan pada pasien Dini Setia Utami, warga transmigran asal Bandung yang mengalami luka bakar pada kebakaran yang dialami di rantau, Pulau Kabaena, Sulawesi. RSHS menangani Dini pada 2006. Dini pun menjalani operasi face off dan anggota badan yang lain secara bertahap.
Bedah brachioplasty extended telah dilakukan terhadap Arya Permana, bocah 13 tahun asal Karawang pada tahun 2019. Kasus Arya merupakan kasus brachioplasty extended pertama di RSHS meskipun di luar negeri hal yang terjadi pada Arya sudah biasa. Selain itu, kasus ini menjadi unik dan langka karena Arya merupakan laki-laki pertama di RSHS yang menjalani brachioplasty extended. .
Bedah plastik berkembang pesat, sayangnya, tidak banyak orang tahu.