Ramadan adalah bulan yang penuh rahmat, berkah dan magfiroh. Tentu kehadirannya itu sangat dinanti-nantikan oleh insan yang mengharapkan masukan pengaruh positif dari nilai-nilai yang dikandung dari bulan tersebut.
Selain berpengaruh positif terhadap pembinaan ketakwaan dan sosial kemasyarakatan, berpengaruh pula terhadap perkembangan fisik seseorang. Sehingga tidak sedikit yang berpendapat bahwa puasa itu menunjang penyembuhan penyakit-penyakit tertentu.
Oleh sebab itu logis sekali Allah mewajibkan berpuasa karena tidak mungkin mewajibkannya itu tanpa ada hikmah, rahasia dan manfaatnya bagi hidup dan kehidupan manusia. Namun dalam pelaksanaannya janganlah dimotivisir oleh permasalahan selain apa yang dibenarkan oleh aturan-aturan Islam. Jadi landasan kita berpuasa adalah H.R. Abu Ahmad yang artinya: “Barang siapa yang berpuasa atas dasar iman dan menuntut balasan Illahi, maka dia akan diampuni Allah akan dosa-dosanya yang telah lalu”.
Insya Allah, bagi yang melaksanakan puasa dengan dasar pijakan hadis tersebut akan mendorong terungkapkannya kandungan hikmah dan rahasianya yang dapat dirasakan secara langsung ataupun tidak langsung. Salah satu efek positif yang lahir dari pelaksanaan puasa dan kini telah dapat dirasakan manfaatnya secara langsung adalah yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Sesuai dengan apa yang telah diungkapkan oleh Dokter Gharib, seorang spesialis Arab, bahwa hikmah dan manfaatnya antara lain dapat mencegah ketegangan syaraf dan jiwa.
Dalam peradaban yang serba canggih ini, manusia berpacu dengan waktu, memburu ambisi dalam keserakahan yang membabi buta. Keadilan, kedamaian, kemanusiaan serta kasih sayang adalah dambaan setiap insan. Hilangnya rasa manusiawi, naluri kemanusiaan dan keringnya cinta kasih dan terkadang manusia lupa akan fitrahnya. Semua itu mengakibatkan timbulnya berbagai komplikasi psikologis, misalnya penyakit yang lazim disebut stress dan trauma. Ketegangan syaraf ini bila ditinjau dari segi ilmu kedokteran mengakibatkan kadar hormon adrenalin yang ada dalam darah akan semakin naik sehingga frekuensi denyut jantung bertambah, serta naiknya tekanan darah, melebarnya kornea mata dan meningkatnya kadar gula dalam darah yang menyebabkan timbulnya kadar gula dalam air seni. Bila ketegangan syarat ini dapat diredakan, Insya Allah penyakit-penyakit tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Menurut pendapat para psikologi modern terapi untuk menyembuhkan goncangan jiwa semacam rasa ketakutan dan kekhawatiran ini adalah dengan mengosongkan perut dari makan dan minum. Puasa sangat sinkron dengan apa yang dimaksudkan para ahli. Karena puasa mengajarkan kepada kita untuk dapat menahan diri, menahan hawa nafsu, lapar dan haus.
Selain hal-hal yang telah diuraikan di atas, puasa besar sekali faedahnya bagi orang yang merasa kegemukan.
Alhamdulillah meskipun dalam batas jangkauan ilmu manusia yang relatif minim, dengan cetusan iman yang diwujudkan dalam bentuk berpuasa telah dapat mengungkapkan salah satu rahasia yang tersirat dari perintah Allah. Serta dapat merasakan kebenaran yang termaktub dalam sebuah hadis nabi yang berbunyi; "Berpuasalah agar kamu sehat.” (H.R. Thabrani).
Hadis tersebut sebagai isyarat tuntas tentang keharusan puasa yang memberi dampak positif bagi umat Islam umumnya dan pelajar Islam khususnya.
Uraian mengenai pengaruh ibadah puasa bagi kesehatan di atas hanya merupakan bahasan sisi kecil dari uraian kandungan rahasia dan hikmah puasa. Dengan demikian, dalam menjalani Ramadan tahun ini kita dianjurkan untuk mengetahui hal-hal lain selain yang telah diketahui dan diuraikan. Mudah-mudahan kita semua diberi kekuatan dan keimanan dalam melakukannya.