Jendela Informasi - Sepuluh tahun selang Indonesia merdeka, Kota Bandung berkesempatan menjadi tuan rumah perhelatan internasional, yakni Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika atau dikenal sebagai Konferensi Asia Afrika (KAA). KAA merupakan pertemuan antarnegara Asia dan Afrika yang kebanyakan baru memperoleh kemerdekaan. Sejumlah 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada waktu itu mengirimkan delegasinya dan berkumpul di Kota Bandung.
KAA diselenggarakan pada 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka dan Gedung Dwi Warna sebagai sekretariatnya. Konferensi tersebut melahirkan Dasasila Bandung yang berisi sepuluh prinsip dasar hubungan internasional untuk memelihara dan memajukan perdamaian dunia. Kesepakatan yang monumental tersebut tidak hanya dimanifestasikan lewat hubungan diplomatik antarnegara Asia Afrika, tetapi juga diwujudkan ke dalam bentuk fisik sebagai tugu peringatan yakni monumen serta Prasasti Dasasila Bandung.
Monumen Dasasila Bandung merupakan hasil karya seniman Sunaryo yang dibuat pada 1984 untuk memperingati KAA yang ke-30 tahun. Monumen itu mempunyai konsep Bandung sebagai kota KAA selain kota budaya dan kota kembang. Putik berjumlah lima pada bagian atasnya mengacu pada jumlah negara pelopor, yaitu Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India, dan Pakistan. Sepuluh susun kelopak menunjukkan 10 hasil keputusan terpenting konferensi yang dikenal sebagai Dasasila Bandung atau The Ten Principles of Bandung. Seluruh monumen tersebut berupa bunga untuk menjelaskan citra Kota Bandung sebagai kota kembang sekaligus kota budaya.
Awalnya, Monumen Dasasila Bandung berada di tengah simpang lima Asia Afrika dan menjadi ikon kawasan tersebut selama 30 tahun. Selama berada di simpang lima, khususnya pada dekade 1990-an, Monumen Dasasila Bandung dilengkapi air mancur dan kolam kecil. Bahkan, anak-anak kerap memanfaatkan kolam kecil tersebut untuk bermain.
Pada peringatan ke-60 tahun KAA, tahun 2015, Monumen Dasasila Bandung dipindahkan ke dekat Gedung Merdeka. Sebagai gantinya, di simpang lima kemudian ditempatkan tugu yang berisi nama-nama negara peserta Konferensi Asia Afrika dan di puncaknya dipasang jam. Monumen baru juga dibuat Sebagai tanda peringatan ke-60 tahun KAA, yaitu bola dunia yang juga berisi nama-nama negara peserta konferensi yang dipasang di dekat Alun-alun Bandung.
Bukan hanya Monumen Dasasila Bandung, di Kota Bandung terdapat pula tulisan sepuluh butir Dasasila Bandung yang terukir pada batu setinggi empat meter, berada di trotoar dekat Hotel Savoy Homann. Sayangnya, tulisannya sudah mulai pudar sehingga sulit terbaca. [Sumber: Fitrah Kundalini/PRM/23042017]
Posting Komentar untuk "Monumen dan Prasasti Dasasila Bandung, Persembahan dari Indonesia Untuk Perdamaian Dunia"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.