Jendela Informasi - Tak dapat dimungkiri, wayang menyimpan pesan dan nilai-nilai tentang kebaikan dan keburukan. Setiap kejahatan akan dikalahkan kebaikan. Setiap tokoh memiliki karakter berbeda-beda sehingga bisa diimplementasikan lewat kehidupan kita. Kebenaran tidak bisa disalahkan, begitu pula dengan kesalahan tak bisa dibenarkan.
Globalisasi dan kurikulum
Keberadaan wayang sebagai warisan adiluhung penting diketahui dan dipelajari generasi muda. Berguna untuk menyaring dan membentengi dari pengaruh budaya luar yang luar biasa. Itu sebabnya, Persatuan Pedalang Indonesia (Pepadi) tetap berjuang agar pelajaran wayang dapat dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan di sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Dengan masuknya pendidikan wayang di kurikulum, itu berarti pemerintah sudah melakukan pembentengan bagi pengaruh luar. Dalam wayang ada tatanan sehingga ada pesan moral. Ini cara menghadapi globalisasi.
Kini keberadaan wayang kulit yang dipentaskan secara klasik masih tetap ada. Begitu pula dengan wayang hasil kreasi yang kian menjamur seperti Wayang Beber Metropolitan di Jakarta atau Wayang Ontel di Magelang Jawa Tengah.
Wayang akan mengikuti zamannya sehingga pengkreasian adalah bentuk nyata para pedalang untuk memperkenalkan wayang kepada masyarakat, terutama yang berada dikota-kota besar yang memiliki waktu terbatas untuk menonton wayang.
Kerukunan hidup
Begitulah wayang, kaya nilai dan falsafah dan sudah menjadi perhatian dunia. UNESCO telah menetapkan wayang Indonesia sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. Wayang selalu bisa mengikuti perkembangan zaman, termasuk durasi lamanya perhelatan.
Lakon semalam suntuk bisa diminimalkan durasinya demi suguhan hiburan kaum urban. Di sisi lain, durasi panjang masih bertahan di daerah, tetapi pendanaan yang minim kerap menjadi kendala.
Apa pun kendalanya, perhelatan wayang dinilai bisa digunakan sebagai upaya untuk menjaga kerukunan hidup bersama. Ada nilai kearifan lokal yang tecermin dalam kisah-kisah perwayangan. Pada setiap sabetan wayang, ada falsafah tersendiri, termasuk nilai kesatria yang bisa menjadi cermin bagi siapa pun presiden yang terpilih nanti.
Berikut ini jenis - jenis wayang yang perlu Anda ketahui.
Wayang Golek
Wayang golek dibuat dari kayu yang diukir dan dibuat sesuai dengan karakter tokoh yang diadopsi dari cerita wayang. Wayang golek memiliki bentuk tiga dimensi yang dapat digerakkan mulai kepala hingga badan. Demikian pula tangannya yang dapat digerakan secara leluasa oleh dalang.
Wayang Kulit
Wayang yang satu ini terbuat dari kulit kerbau yang sudah diproses menjadi lembaran kulit. Membuat wayang kulit sangat sulit dan butuh kesabaran ekstra karena dibutuhkan sedikitnya 10 kali proses dalam pembuatan satu karakter wayang.
Wayang Rumput
Wayang ini dibuat dari rumput, biasanya dibuat dengan rumput mendong. Wayang rumput juga dikenal dengan sebutan wayang suket. Wayang suket ini biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita perwayangan pada anak-anak di desa-desa dataran Jawa.
Wayang Beber
Wayang beber berupa sebuah lukisan pada kain mori berukuran sekitar 80 cm x 12 m. Wayang beber dimainkan oleh seorang dalang yang menceritakan urut-urutan cerita dari lukisan yang dibentangkan. Dalang dibantu alat penunjuk gambar terbuat dari kayu kecil sepanjang 1 meter.
Wayang Orang
Wayang orang mewupakan seni drama tari yang menggunakan manusia untuk memerankan tokoh-tokoh yang didasarkan pada kisah-kisah wayang tradisional.
Wayang Potehi
Wayang potehi adalah wayang boneka yang terbuat dari kain, merupakan salah satu jenis wayang khas Tionghoa yang berasal dari Tiongkok bagian selatan. Kesenian ini dibawa oleh perantau etnik Tionghoa ke berbagai wilayah Nusantara pada masa lampau dan telah menjadi salah satu jenis kesenian tradisional Indonesia.
Posting Komentar untuk "Mengenal Jenis - Jenis Wayang di Nusantara "
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.