Jendela Informasi - Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas. Banyak sekali pulau-pulau kecil yang didiami oleh penduduk. Hal ini mendatangkan masalah rersendiri dalam hal pendidikan. Jika Anda pernah membaca berita, pasti mendapati bahwa sarana pendidikakan di daerah-daerah terpencil sangatlah kurang. Tak hanya sarana, tenaga pendidikan pun juga tidak maksimal.
Bahkan banyak sekali guru-guru yang tidak mendapatkan penghasilan layak dan masih terdaftar sebagai pegawai honorer. Tentunya hal mi menjadi masalah yang serius, mengingat siapapun khususnya anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
Untungnya masih terdapat sekumpulan orang yang peduli akan hal tersebut. Mereka tergabung dalam Komunitas Sahabat Pulau. Dengan dasar Indonesia sebagai negara kepulauan, para pemuda yang ada di komunitas ini berniat untuk memajukan pendidikan anak di daerah terpencil. Herndriyadi yang merupakan pendiri Komunitas Sahabat Pulau mengatakan bahwa pendidikan untuk anak adalah investasi terbaik bagi sebuah negara.
Sebarkan Virus Vblunreerisme
Komunitas Sahabat Pulau berdiri secara resmi pada 25 Maret 2012 dan dibentuk oleh para alumni pertukaran pelajar. Saat mereka menyelesaikan program pertukaran pelajar, mereka pun saling bertukar pikiran dan mencari suatu gerakan yang dapat dibuat untuk Indonesia. Sejak awal berdiri, komunitas fokus pada pendidikan anak di daerah yang sulit mendapatkan akses informasi. Mereka pun menyebarkan virus volunteerisme.
Komunitas ini memberdayakan pemuda lokal Indonesia untuk berpartisipasi dan berkontribusi secara aktif dalam memajukan pendidikan yang lebih baik. Caranya adalah mendorong untuk aktif terlibat dalam kegiatan sosial di bidang pendidikan, sebagai upaya untuk pembelajaran dan bagian dari tanggung jawab sosial. Karena nantinya para pemuda lokal tersebut akan menjadi mentor, motivator dan fasilitator untuk anak dldik. Sejauh ini terdapat sekitir 250 pemuda yang menjadi pendidik, atau istilahnya Kakak Asuh.
Tetapi memang masih terdapat masalah karena tak semua pemuda mau atau memiliki waktu untuk menjadi volunteer atau relawan. Selain itu tak mudah juga mencari volunteer di daerah-daerah tertentu, apalagi sifatnya adalah sukarela, sehingga tak semua memiliki komitmen tinggi. Ada juga volunteer yang tidak bisa konsisten dengan komitmennya karena mereka juga disibukkan dengan kegiatan seperti kuliah dan lainnya, tetapi untung jumlahnya sedikit.
Yang menarik adalah para volunteer ini memiliki kualitas yang tak main-main dalam hal pendidikan. Beberapa volunteer sempat terpilih , menjadi Wakil Indonesia dalam.berbagai event pendidikan internasional.
Program Dukung Misi Pendidikan
Sebagai sebuah kegiatan yang serius, Komunitas Sahabat Pulau memiliki 3 buah program, yakni:
1. Youth Volunteer Camp (YVC), merupakan wadah untuk pembangunan kapasitas bagi para volunteer dengan mendatangkan tim expert sebagai pembicara. Tujuannya tentu untuk sharing experience, transfer knowledge, dan menambah networking.
2. RuBaH atau Rumah Baca Harapan merupakan tempat pembelajaran yang fokus pada educreativepreneur. Di RuBaH anak-anak yang mau belajar akan dikoordinir oleh para volunteer lokal tiap daerah atau pulau-pulau. Sampai saat ini jumlah RuBaH sudah mencapai 20 titik dan tersebar di setiap daerah atau pulau-pulau di Indonesia. Melalui RuBaH, Komunitas Sahabat Pulau menibentuk Desapreneur juga yang baru dikenalkan pada tanggal 19 April 2014 lalu.
3. Program yang terakhir ini memiliki nama unik, yakni PANDA. PANDA yang ini merupakan salah satu program dari Sahabat Anak yang sifatnya seperti Kakak dan Adik asuh, dengan tema "One youth take care for one child around Indonesia." Melalui program PANDA, Sahabat Pulau ingin merhaksimalkan peran pemuda sebagai mentor, fasilitator, dan motivator tentunya.
Posting Komentar untuk "Komunitas Sahabat Pulau, Majukan Pendidikan Anakd di Daerah Terpencil"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.