Jendela Informasi - Sejarah mencatat, Hindia Belanda pernah menjadi penghasil kina terbesar di dunia. Pada era 1940-an, 90% kebutuhan bubuk kina dunia dipasok dari tanah Indonesia. Tanaman yang digunakan untuk bahan pembuat obat antimalaria tersebut pertama kali ditanam di wilayah Jawa Barat, tepatnya di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, oleh pria berkebangsaan Jerman, Franz Wilhelm Junghuhn. Berkat jasa Junghuhn itulah pemerintah membuatkan tugu di lokasi yang kini dikenal sebagai Taman Junghuhn.
Tugu yang terletak di Taman Junghuhn merupakan monumen penanda lokasi makam Franz Wilhelm Junghuhn. Pria kelahiran Mansfeld, 26 Oktober 1809 itu meninggal di Lembang pada 24 April 1864. Semasa hidupnya, Junghuhn dikenal sebagai ahli botani, orang yang pertama kali membawa bibit kina ke tanah Jawa Barat, serta perintis pembudidayaan perkebunan tanaman kina di kawasan Priangan. Ia juga dipercaya pemerintah Belanda untuk mengelola perkebunan kina di Jawa Barat pada 1856-1864.
Lokasi Taman Junghuhn dipercaya sebagai tempat Junghuhn pertama kali menanam bibit kina. Kawasan tersebut telah ditetapkan sebagai cagar alam oleh pemerintah sejak 1919. Sayangnya, kondisi Taman Junghuhn sekarang tidak terpelihara. Area taman yang dulu seluas 2,5 hektar semakin sempit hingga tidak lebih dari 1 hektar. Di sekeliling taman juga terdapat permukiman warga.
Taman tersebut terletak di antara pohon-pohon kina dan semak belukar. Sepintas, tidak terasa bahwa di lokasi tersebut terdapat tugu bersejarah yang sudah ada sejak 1920-an serta makam seorang pengelana, peneliti, dan botanikus yang berjasa pada masanya. Taman Junghuhn lebih sering dipakai sebagai tempat nongkrong, bukan destinasi wisata sejarah. Biasanya, warga juga berkunjung ke Taman Junghuhn ketika mereka akan melintasi jalur trekking dari Jayagiri ke Gunung Tangkubanparahu atau dijadikan jalan pintas oleh warga setempat.
Selain makam Junghuhn, di kawasan yang kini juga dikenal sebagai Cagar Alam Junghuhn terdapat makam Johan Eliza de Vrij, pria asal Belanda yang melanjutkan penelitian tentang kina setelah Junghuhn meninggal dunia. Lokasi makamnya berada di belakang Tugu Junghuhn. Sama seperti makam Junghuhn, kondisi pusara Johan juga memprihatinkan. [Sumber: Fitrah Ardiansyah/PRM 08/04/2018]
Posting Komentar untuk "Taman Junghuhn Lembang, Disini Botanikus Jerman Penyebar Kina di Indonesia Bersemayam"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.