Jendela Informasi - Senyum dengan deretan gigi yang indah dan sehat bukan hanya sedap dipandang orang lain. Senyum seperti itu pun bisa meningkatkan kepercayaan diri pemiliknya. Akan tetapi banyak hal yang membuat gigi tidak lagi indah berkilau bagaikan deretan mutiara cemerlang. Teknologi kedokteran gigi telah memberikan solusi bukan hanya membuat gigi lebih sehat tapi juga tampil estetis dengan cara veneer. Namun Anda pun harus mengetahui cara merawat veneer gigi agar selalu sehat sepanjang waktu.
Gaya hidup masa kini bukan hanya berpotensi mengganggu kondisi tubuh yang tadinya sehat dan prima. Gaya hidup yang tidak memperhatikan kesehatan juga bisa berpengaruh pada penampilan yang sebelumnya bersih dan menarik. Salah satunya, tampilan senyum.
Senyum merekah dengan deretan gigi bagai mutiara berganti dengan senyum berhiaskan gigi yang berwarna kusam. Ada juga susunan gigi yang tidak lagi rapi. Akibatnya, ada orang yang hanya ingin tersenyum simpul supaya giginya tidak terlihat.
Ada banyak hal yang berkaitan dengan gaya hidup yang membuat penampilan gigi tidak lagi estetis. Hal-hal itulah yang membuat banyak orang ingin melakukan veneer. Namun, tentunya, keputusan dokter gigi melakukan veneer bukan hanya berdasarkan keinginan pasien belaka. Ada beberapa indikasi yang membuat veneer harus dilakukan supaya tampilan gigi bukan sekadar indah karena kembali bersih dan rapi, tetapi juga sehat.
Indikasi veneer itu adalah pada kasus-kasus yang permukaan giginya malaformasi, gigi yang mengalami diskolorasi, dan mengganti restorasi atau tambalan yang sudah tidak adekuat. Malaformasi berarti gigi mengalami perubahan arah dan bentuk. Lalu, diskolorasi artinya gigi mengalami perubahan warna yang tidak lagi sesuai dengan warna alaminya. Sementara karies yang meluas bisa menyebabkan tambalan tidak lagi adekuat sehingga perlu diganti.
Pewarnaan adalah salah satu keluhan yang paling utama. Warna alami gigi bisa menjadi kusam karena pengaruh dari luar ataupun dalam. Penyebab dari luar antara lain karena gaya hidup yang terlalu sering meminum kopi, teh, soda, dan minuman berwarna lain. Penyebab lainnya adalah kebiasaan merokok sehingga gigi menguning.
Sementara dari dalam, warna gigi bisa berubah karena sedari kecil sering mengonsumsi obat tetrasiklin. Perubahan warna itu bisa tergolong ringan atau berat yang bisa membuat gigi berwarna keabu-abuan. Ada pula warna gigi yang menjadi kehitaman karena giginya sudah mati. Istilah gigi mati itu disebutkan pada gigi yang sudah mati sarafnya akibat jatuh atau terbentur sehingga warnanya menghitam.
Diskolorasi akibat dari luar atau dalam yang masih dalam tahap ringan bisa diperbaiki dengan bleaching. Namun, kalau sudah sampai ke derajat 3-4, itu di-bleaching pun susah untuk dikembalikan. Jadi, kalau tidak berhasil ya dilakukan veneer.
Secara teknis, veneer dilakukan secara direct dan indirect. Direct berarti langsung mengaplikasikan bahan ke gigi pasien. Sementara indirect, prosesnya dimulai dengan mencetak gigi pasien lalu dikirim bahannya ke laboratorium untuk dibuatkan pelapis gigi. Bahan yang digunakan umumnya porselen sirkonia.
Veneer dilakukan dengan mengikis jaringan gigi untuk menempatkan pelapisnya nanti. Itulah yang membedakan dengan bleaching karena prosesnya tidak mengikis jaringan gigi. Yang banyak terjadi, pasien ingin giginya putih bersih seperti keramik. Lalu, ada yang ingin dibuat giginya berbentuk kotak-kotak dengan ukuran yang sama sehingga berderet rapi. Ada juga yang sengaja ingin gigi seri di depannya dibuat besar seperti gigi kelinci. Entah karena apa, mungkin itu estetik menurut mereka, tetapi gigi memiliki anatominya sendiri.
Anatomi gigi hadir karena berkaitan dengan fungsi. Misalnya, bentuk gigi seri depan dan sebelahnya yang harus berbeda ukuran dan bentuk gigi taring yang khas. Begitu pun warna alami gigi yang memang tidak seputih warna keramik. Oleh karena itu, anatomi gigi itu harus dipenuhi supaya fungsinya pun berjalan baik. Ketika bentuk gigi dipaksakan melalui rekayasa veneer, hal tersebut bisa mengganggu fungsi rongga mulut secara umum. Misalnya, nanti bisa memunculkan sakit di sendi rahang.
Pemahaman anatomi gigi itulah yang perlu sering diedukasi ke pasien atau mereka yang ingin memasang veneer supaya ada titik temu antara keinginan memiliki gigi yang cantik dan kebutuhan akan gigi yang sehat. Tentunya, percuma saja gigi putih berkilap bagaikan keramik, tetapi kita akan menuai rasa nyeri ketika memfungsikannya.
Meskipun sudah melakukan veneer yang membuat bentuk dan warna gigi menjadi lebih indah, perawatan gigi secara pribadi tetap harus dilakukan supaya gigi selalu sehat. Jendela Informasi membagikan beberapa tips yang harus dilakukan siapa pun untuk merawat gigi secara rutin. Berikut tipsnya!
- Sikat gigilah minimal dua kali dalam sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
- Gunakan benang gigi secara rutin.
- Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi meskipun tidak ada keluhan pada gigi.
- Seringlah berkumur menggunakan air putih.
- Perbaiki gaya hidup dengan mengurangi konsumsi kopi, teh, soda, dan minuman berwarna, serta berhenti merokok.
[Sumber: Vebertina Manihuruk/PR Minggu, 14 Mei 2017]
Posting Komentar untuk "Cara Merawat Veneer Gigi Agar Selalu Indah dan Sehat"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.