Jarak
Lipatan detik menegur kalbu
Merambah pelan membawa kepergianmu
Lalu rindu mengalun sendu
Mencampak pelan relung jiwaku
Kau tusuk butir-butir piluku
Hingga ku sadar kau telah tiada
Mungkin sudah kau lari ke baka
Meninggalkan aku serta lukanya
Jarak..
Ingin ku marah pada sang jarak
Hingga aku ingin berteriak
Lara hati kian berontak
Namun logika semakin tak berotak
Jarak..
Kau gugurkan daun di musim semi
Ku menunggu hingga musim hujan
Sampai daun-daun kedinginan
Bak salju yang butuh kehangatan
Biar saja aku lelah menelan pilu
Menantimu dalam mahligai temu
Lalu aku harus tersenyum ayu
Berpura ria dalam sandiwara rindu
Lipatan detik menegur kalbu
Merambah pelan membawa kepergianmu
Lalu rindu mengalun sendu
Mencampak pelan relung jiwaku
Kau tusuk butir-butir piluku
Hingga ku sadar kau telah tiada
Mungkin sudah kau lari ke baka
Meninggalkan aku serta lukanya
Jarak..
Ingin ku marah pada sang jarak
Hingga aku ingin berteriak
Lara hati kian berontak
Namun logika semakin tak berotak
Jarak..
Kau gugurkan daun di musim semi
Ku menunggu hingga musim hujan
Sampai daun-daun kedinginan
Bak salju yang butuh kehangatan
Biar saja aku lelah menelan pilu
Menantimu dalam mahligai temu
Lalu aku harus tersenyum ayu
Berpura ria dalam sandiwara rindu
Alida Nurlia Rifdiana, aktif menulis puisi dan cerpen di Pondok Pesantren Al Ihsan Kabupaten Bandung. Penulis tinggal di Jalan Cibiru Hilir nomor 23 Cileunyi.
Posting Komentar untuk "Jarak, Sebuah Puisi Karya Alida Nurlia Rifdiana"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.