Jendela Informasi - Orangtua
terkena stroke adalah peristiwa yang sering kita dengar. Namun ternyata,
anak-anak pun bisa terkena stroke. Bahkan, bayi di dalam kandungan atau bayi
baru lahir pun bisa! Jangan lengah, kewaspadaan orangtua tentu diperlukan untuk
masa depan anak yang sehat dan menjadi insan berkualitas baik.
Stroke
adalah salah satu kondisi yang istilahnya sering kita dengar. Biasanya, pengalaman
itu terjadi pada orang berusia dewasa ataupun lanjut usia. Tanda-tanda fisiknya
pun terlihat, yaitu ketika sebagian anggota tubuh menjadi tidak berfungsi.
Namun,
stroke yang merupakan kondisi adanya gangguan peraliran darah ke otak itu bisa
terjadi juga pada anak-anak. Bahkan, saat bayi masih di dalam kandungan pun,
stroke bisa terjadi. Dan, ternyata, ada beragam jenis stroke yang mengintai
bayi dan anak.
Jenis
stroke yang paling banyak terjadi pada bayi adalah stroke karena ada gangguan
pembekuan darah. Rata-rata, itu terjadi pada bayi berusia 1-3 bulan. Gangguan
pembekuan darah itu menimbulkan perdarahan di otak yang spontan. Tidak ada
kecelakaan, tidak ada infeksi, tahu-tahu perdarahan. Perdarahan ini terjadi
karena beberapa faktor penyebab, tapi kebanyakan karena defisiensi vitamin K.
Vitamin K tersebut
memang satu hal yang sangat penting untuk bayi baru lahir. Vitamin K memiliki
peran penting untuk proses pembekuan darah. Oleh karena itu, saat bayi lahir,
prosedur tetap yang harus dilakukan adalah segera memberikannya vitamin K.
Orangtua pun harus memeriksakan atau menanyakan apakah bayi yang dilahirkannya
sudah mendapatkan vitamin K demi pencegahan perdarahan.
Apakah ada
tanda-tanda kalau bayi mengalami stroke? Jawabannya, iya. Gejalanya diperlihatkan
oleh sang bayi meskipun dia belum bisa berbicara. Awalnya, bayi akan menangis
terus-menerus tanpa henti karena ia sebenarnya sedang mengalami sakit di kepala
tapi tidak bisa menyampaikannya. Saat ingin disusui, bayi menolak.
Gejala
lainnya adalah bayi terlihat selalu lemas dan tidak bergairah. Bahkan,
lama-kelamaan, kondisi bayi seperti mengalami penurunan kessadaran. Dia akan
selalu tidur bahkan tidak akan bangun ketika badannya digoyangkan.
Bayi baru
lahir memang bawaannya ingin tidur terus, tapi kalau tidur sepanjang hari ya
salah juga. Kalau sudah tidak rewel lagi dan tertidur terus ini sudah sangat
bahaya, harus segera dibawa ke dokter.
Sebelum
kesadarannya menurun orangtua sebenarnya sudah bisa mewaspadai. Salah satu
caranya adalah dengan meraba ubun-ubun sang bayi yang secara ajaib diciptakan
Tuhan dengan kondisi masih terbuka untuk mengetahui apakah ada sesuatu di dalam
kepalanya.
Saat meraba
ubun-ubun, orangtua harus bisa merasakan apakah ia terasa cembung, tegang, dan
keras. Bila diandaikan, tingkat kekerasannya seperti balon yang hampir pecah
karena tekanan dari dalam. Kalau hasil perabaan menunjukkan demikian, orangtua
harus segera menyadari ada masalah untuk diperiksakan ke dokter.
Saat sang
bayi sudah menjalani proses medis, sayangnya, gejala sisa tetap ada. Karena,
pada dasarnya, bayi sangat rentan sehingga tidak boleh mengalami kejang, tidak
boleh mengalami penurunan kesadaran, dan tidak boleh mengalami hambatan aliran
darah serta oksigen ke jaringan otak. Gejala sisa atau dampak lanjutannya
adalah retardasi mental atau adanya keterlambatan tumbuh kembang sang anak.
Selain
stroke karena perdarahan, anak-anak juga bisa mengalami stroke karena penyumbatan
aliran darah ke otak. Penyumbatan itu diistilahkan sebagai moya moya, istilah
dari bahasa Jepang yang artinya kabut.
Istilah
kabut itu diberikan karena hasil pengecekan pembuluh darah di otak seperti
layaknya kabut. Potret pembuluh darah memperlihatkan pembuluh darah yang ukuran
kecil lalu menghilang jejaknya seperti awan yang berkabut.
Ini sering
kali tidak disadari oleh orangtua. Gejalanya, tiba-tiba anak tidak bisa menggerakkan
salah satu kaki atau tangannya. Bila terlihat bagian tubuh anaknya yang aktif
kiri saja, anak dikira kidal. Padahal, itu terjadi karena anggota gerak bagjan
kanan mengalami kelemahan. Awal-awalnya, itu hanya terjadi sesaat dan membaik
dalam waktu sehari.
Karena
kondisi yang membaik, orangtua pun urung membawa anak ke dokter. Padahal justru
saat itulah anak harus segera dibawa ke dokter karena itu merupakan gejala
stroke awal. Bila sang anak dibawa ke dokter pada saat sudah terulang
gejalanya, dikhawatirkan kelumpuhannya akan permanen.
Bila anak
diperiksakan ke dokter pada gejala awal, pemeriksaan yang dilakukan adalah
untuk membuktikan apakah ada moyo moya atau penyumbatan pembuluh darah di otak.
Bila iya, operasi bisa dilakukan segera untuk memperbaiki penyumbatan tersebut.
Sekali
lagi, pekerjaan rumah para orangtua ditambah. Akan tetapi, itu tentunya bukan
tanpa tujuan karena kewaspadaan dan pencegahan selalu lebih baik dibandingkan
dengan anak-anak kita yang merupakan generasi masa depan harus mengalami dampak
negatif akibat kurangnya kewaspadaan orangtua. [Source : Vebertina Manihuruk PRM 29/01/2017]
Posting Komentar untuk "Kenali Ciri-ciri Stroke Pada Bayi"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.