Jendela Informasi - Trauma masa kanak-kanak memberikan dampak
negatif pada pertumbuhan psikis mereka di masa mendatang. Berbagai penelitian
mengemukakan ada hubungan yang signifikan antara trauma masa kecil dengan
gangguan mental atau psikis pada masa mendatang. Pada awal kehidupan, otak
manusia terutama saat anak berada pada usia 0-5 tahun atau kerap disebut golden
age, seseorang sangat sensitif dan mudah dipengaruhi oleh pengalaman, baik
positif (pengasuhan yang sehat) maupun pengalaman negatif (kekerasan dan
pengabaian). Trauma berulang pada anak akan berakibat sangat buruk terhadap
kemampuan anak dalam berpikir, merasa, berelasi dan berfungsi, baik masa
sekarang maupun masa mendatang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa semakin
banyak trauma yang dialami anak semakin besar kemungkinan mereka mengalami
kelainan psikis, seperti gangguan jiwa, di kemudian hari.
Gejala gangguan jiwa biasanya sering
terjadi pada saat masa akhir remaja. Jika mereka tidak dapat belajar mengenal
dirinya dan belajar dari pengalaman, mereka dapat jatuh ke dalam gangguan jiwa.
Apalagi lingkungan keluarga dan sosial tidak mendukung dengan sering melakukan
kekerasan. Orangtua sering mengeluh tentang anak remajanya yang sulit diatur
dan suka melawan.
Berikut ini langkah preventif yang bisa
dilakukan orangtua agar anaknya tidak mengalami trauma psikis.
Lakukan Komunikasi Dua Arah
Komunikasi intens antara orangtua dan anak
harus terus dilakukan sebagai sarana untuk mengelola kecerdasan emosi anak.
Libatkan anak dalam berbagai percakapan, sesuaikan dengan usia mereka. Beri
kesempatan mereka untuk mengemukakan pendapat, dan cobalah. Sangat penting
relasi antara orang tua/pengasuh utama dan anak dalam konteks mengendalikan,
menenangkan, dan mempengaruhi secara positif kondisi emosi bayi/anak pada masa
kritis pertumbuhan mereka sampai saat anak mampu mengendalikan diri sendiri.
Beri Ruang Untuk Eksistensi
Hargai tiap pendapat anak, dengarkan dan
jangan tolak mentah-mentah. Anak yang merasa dianggap dan ada dalam
lingkungannya akan membuat mereka nyaman dan dihargai. Dengan begitu akan
menjadikan anak belajar menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Jauhkan Ambisi Pribadi
Jangan jadikan anak obyek ambisi orangtua.
Ajarkan mereka memilih keinginannya sendiri, mereka bertanggung jawab atas
pilihannya.
Hindari Obat
Jika anak tak bisa tidur atau gelisah,
jangan selalu menyelesaikan masalah dengan memintanya minum obat tidur. Lakukan
cara-cara alami untuk menenangkannya, misalnya dengan memeluk, mengajak ngobrol
membuat makanan dan minuman yang membuat mereka tenang, dan sebagainya.
Posting Komentar untuk "Waspadai Trauma Psikis Pada Anak "
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.