Jendela Informasi - Sebagai kota budaya dan sejarah sehingga
dinobatkan sebagai kota pusaka, Kota Cirebon bukan hanya kaya akan peninggalan
sejarah dan budaya, tetapi juga kaya akan ragam makanan khasnya. Mulai dari
yang berkuah sampai yang tanpa kuah. Mulai dari yang berbahan bakusayur sampai
daging yang tinggi kolesterol, dari yang dijajakan hanya pagi hari sampai yang
hanya keluar saat malam hari. Semua lengkap bisa dijumpai di Kota Cirebon.
Baik Kota maupun Kabupaten Cirebon memiliki
makanan khas yang sama, yakni nasi jamblang, empal gentong, nasi lengko,
docang, dan tahu gejrot. Salah satu kuliner khas Cirebon yang tidak akan bisa
dijumpai di tempat lain adalah docang. Docang, konon, hidangan favorit yang
disajikan Sunan Gunung Jati kepada para wali saat berkunjung ke Cirebon. Sunan
Gunung Jati, selain menyebarkan agama Islam, juga penguasa di Kesultanan
Cirebon pada Abad XVI.
Kebiasaan wong Cirebon, docang menjadi menu
sarapan yang sungguh menggugah selera dan tentunya diharapkan menggugah
semangat bekerja. Oleh karena itu, docang bisa ditemukan di sejumlah lokasi di
Kota Cirebon, tetapi hanya pada pagi hari, sampai pukul 9.00.
Baca juga : Ragam Kuliner Khas Cirebon
Docang semacam sayur berbahan dasar daun
singkong dan tauge matang ditambah parutan kelapa yang ditambahkan kuah yang
sudah dibumbui bawang merah, bawang putih, merica, ketumbar, kemiri, sereh,
salam, garam dan gula. Satu bahan yang membedakan rasa docang penjual yang satu
dengan lainnya adalah campuran dage yang dihaluskan bersama bumbu. Dage yang paling
enak digunakan sebagai campuran bumbu adalah dage bungkil. Ada juga yang
menggunakan dage gembus, tetapi kurang enak.
Docang selalu disantap bersama lontong.
Sebelum potongan lontong disiram kuah, di atas lontong diberi daung singkong
matang yang sudah dipotong-potong, tauge matang, dan parutan kelapa. Di atas
semua sajian itu, ditambahkan kerupuk docang dalam porsi banyak. Kerupuk docang
menjadi tambahan penting yang tidak boleh dilupakan. Setelah itu barulah kuah
docang panas-panas disiramkan di atasnya. Docang lebih sedap disantap dalam
kondisi hangat.
Baca juga : 4 Minuman Khas Sulawesi Yang Segar
Bagi penggemar kuliner yang baru pertama
kali mencicipi docang, rasanya memang terasa sedikit aneh. Campuran dage dalam
bumbu docang memberikan sensasi tersendiri. Desainer kondang Adjie Notonegoro adalah
salah seorang dari sekian banyak wisatawan yang menggemari docang. Meskipun
baru pertama kali mencoba dan merasa sedikit aneh, Adjie mengaku selalu kangen
dengan kuliner Cirebon. [Sumber : PR15092014]
Posting Komentar untuk "Docang, Hidangan Favorit Sunan Gunung Jati"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.