Jendela Informasi - Kanker
mulut rahim (serviks) tak pelak merupakan momok yang paling menakutkan bagi
kaum wanita. Selain belum ada obatnya, kanker mulut rahim juga bisa
mengakibatkan kematian. Jenis kanker ini paling sering ditemukan di antara
penyakit kanker ginekologik, dan menjadi penyebab kematian utama wanita
penderita kanker di negara berkembang, termasuk Indonesia. Lantas, mengapa
menikah dl usia muda bisa menjadi faktor predisposisi penyebab kanker mulut
rahim?
Hubungan
seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran
kematangan tentunya bukan hanya dilihat apakah seorang wanita sudah menstruasi
atau belum, tapi juga bergantung pada kematangan sel-sel mukosa yang terdapat
di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang
setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang
menjalin hubungan seks pada usia remaja, paling rawan terkena kanker serviks
bila dilakukan di bawah usia 16 tahun.
Hal ini
berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks seorang wanita. Pada
usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan
terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar dan
paparan sperma, termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma.
Lain hal
bila hubungan seks dilakukan kala usia sudah di atas 20 tahun, di mana sel-sel
mukosa tak lagi terlalu rentan terhadap perubahan. Nah, karena masih rentan,
sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel dapat selalu berubah
setiap saat, mati dan tumbuh lagi. Karena ada rangsangan, bisa saja sel yang
tumbuh lebih banyak dari sel yang mati sehingga perubahannya tak seimbang lagi.
Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker.
Adanya
benda asing, termasuk alat kelamin laki-laki dan sel sperma akan mengakibatkan
perkembangan sel ke arah abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi luka yang
mengakibatkan infeksi dalam rahim.
Sel
abnormal dalam mulut rahim itu dapat mengakibatkan kanker mulut rahim
(serviks). Kanker serviks menyerang alat kandungan perempuan, berawal dari
mulut rahim dan berisiko menyebar ke vagina hingga keluar di permukaan. Selain
itu, kanker serviks juga berisiko menyebar ke organ lain di dalam tubuh,
misalnya uterus, ovarium, tuba fallopi, ginjal, paru-paru, lever, tulang,
hingga otak.
Jika telah
mencapai stadium lanjut dan menyebar ke organ tubuh lainnya, maka kanker
serviks dapat mengakibatkan kematian. Jika pasien sudah menderita stadium
lanjut, umumnya harus mengangkat organ alat kandungan dan kemungkinan mempunyai
anak menjadi tidak mungkin.
Kanker
mulut rahim ditandai dengan tumbuhnya sel-sel pada mulut rahim yang tidak lazim
(abnormal). Sebelum menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang
dialami oleh sel-sel tersebut selama bertahun-tahun. Pada stadium awal, kanker
ini cenderung tidak terdeteksi. Pada tahap prakanker atau displasia sampai
stadium 1, praktis tidak ada keluhan yang dirasakan. Baru menginjak stadium
1A-3B terdapat keluhan. Salah satu tanda signifikan adalah keluar darah sewaktu
berhubungan seks, sedangkan pada stadium 4B, sel kanker mungkin sudah menjalar
ke otak dan paru-paru.
Bisa juga
terinfeksi dari sperma yang mengandung komplemen histone yang dapat bereaksi
dengan DNA sel serviks, sehingga terjadi kanker. Cairan sperma (semen) pria
yang bersifat alkalis juga dapat menimbulkan perubahan pada sel-sel ephitel
serviks (neoplasma dan displasia), dan mengakibatkan kanker mulut rahim. Dalam
perjalanannya, penyakit kanker mulut rahim membutuhkan waktu yang cukup lama dari
kondisi normal sampai menjadi kanker.
Gejala Awal
Kanker Mulut Rahim
Gejala
kanker serviks pada umumnya tidak tampak. Hanya ada keluhan yang disebabkan
oleh infeksi, misalnya keputihan. Pada stadium lebih lanjut, timbul pendarahan
sesudah bersenggama atau keputihan. Tetapi tidak semua keputihan dan pendarahan
merupakan gejala kanker serviks karena mungkin hanya infeksi biasa atau adanya
polip dalam serviks.
Jika sudah
timbul gangguan lain seperti nyeri pinggul, gangguan buang air besar, gangguan
buang air kecil, berat badan menurun, lemah atau kurang darah, hal ini biasanya
menunjukkan bahwa kanker sudah pada tingkat lanjut. Oleh karena itu, untuk mendeteksi
adanya kanker serviks dalam stadium dini, tes pap harus dilakukan segera
setelah ada aktivitas seksual. Bagi wanita yang hidup secara normal, tes pap
dapat dilakukan setahun sekali selama dua tahun.
Selain itu
gejala seperti pendarahan spontan pada bagian alat reproduksi, gangguan pada
saluran kencing dapat menjadi indikasi gejala awal munculnya kanker leher rahim
yang harus segera diwaspadai. Gejala yang sering muncul pada penderita biasanya
timbulnya keputihan yang berbau dan berulang-ulang serta terjadi pendarahan di
bagian kemaluan saat tidak sedang haid. Untuk itu diperlukan pemeriksaan secara
dini di bawah penanganan seorang dokter spesialis.
Setelah
dinyatakan dokter bahwa seorang perempuan mengidap kanker leher rahim, ada
beberapa langkah yang harus dilakukan pasien. Dimulai dari tindakan kuratif
atau upaya penyembuhan secara total, atau dengan tindakan poliatif yang
bertujuan mengurangi penderitaan akibat kanker leher rahim. Tindakan poliatif
ini biasanya diberikan kepada pasien yang terdeteksi mengidap kanker leher
rahim stadium lanjut.
Beberapa
tindakan medis yang dapat dilakukan antara lain dengan operasi, radiasi,
kemoterapi, atau kombinasi dari ketiganya tergantung kondisi pasien. Tindakan
operasi dapat dilakukan bagi pasien yang terdeteksi kanker leher rahim stadium
Ib sampai IIa. Operasi dilakukan dengan pengangkatan rahim dan kelenjar getah
bening pelviks.
Radiasi
dilakukan dengan alat khusus dan dapat dilakukan untuk semua stadium penyakit.
Kemoterapi dilakukan sebagai bentuk pengobatan tunggal dan bukan pilihan.
Kemoterapi dilakukan apabila terjadi kasus kambuh pada pasien atau terjadi
penjalaran kanker pada organ lainnya. Upaya lain yang dapat dipilih yaitu
tindakan medis kombinasi mulai dari operasi dan radiasi, operasi dan
kemoterapi, radiasi dan kemoterapi, atau operasi, radiasi, dan kemoterapi.
Bagaimana
Mencegah Kanker Mulut Rahim?
Kanker
leher rahim memiliki beberapa stadium. Stadium paling awal masih bisa disembuhkan
dengan penyinaran dan atau pengangkatan rahim serta indung telur. Tapi apabila
sudah mencapai stadium lebih lanjut, upaya pengobatan tak mungkin dilakukan, apalagi
bila telah menyebar (metastasis). Biasanya penyebaran ke hati, otak, paru-paru,
atau tulang.
Mengetahui
kanker secara dini dianggap sangat penting, karena merupakan cara paling
mungkin melawan kanker. Untuk mengetahui adanya kanker secara dini, pemeriksaan
pap smear akan sangat membantu, kalau bukan yang paling utama. Adanya deteksi
dini dan banyaknya penanganan serta manajemen medis yang baik dalam penanganan
kanker akan memperpanjang lama hidup penderita.
Pencegahan
paling efektif adalah melalui pendeteksian dini dengan pemeriksaan pap smear, yang
bisa mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi sel kanker. Semakin dini
sel-sel abnormal terdeteksi, semakin rendahlah risiko seseorang menderita
kanker mulut rahim.
Pap smear
test adalah suatu pemeriksaan yang aman, murah, dan telah dipakai bertahun-tahun
untuk mendeteksi kelainan sel-sel di mulut rahim.Tes ini pertama kali ditemukan
oleh dr George Papanicolou. Metode tes ini adalah pemeriksaan sel-sel yang diambil
dari cairan mulut rahim dan kemudian diperiksa dengan mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan
yang terjadi dari sel tersebut. Tes ini tidak memakan banyak waktu, hanya
beberapa menit.
Pasien
dalam keadaan berbaring terlentang, akan dimasukkan sebuah alat yang disebut
spekulum ke dalam liang vagina. Kemudian cairan sel rahim diambil dengan cara
mengusap dinding leher rahim dengan sebuah alat yang disebut spatula. Cairan
tersebut dioleskan pada object-glass, kemudian dikirim ke laboratorium patologi
untuk diperiksa lebih lanjut. Pemeriksaan pap smear yang teratur sangat
diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel-sel yang
berpotensi menjadi kanker.
Agar
Terhindar dari Kanker Mulut Rahim:
- Melakukan pemeriksaan secara teratur. Apabila Anda wanita dewasa yang melakukan hubungan seks secara teratur, lakukan pap smear test setiap dua tahun. Ini dilakukan sampai berusia 70 tahun.
- Waspadai gejalanya. Segera hubungi dokter bila ada gejala-gejala yang tidak normal seperti pendarahan, terutama setelah aktivitas seksual.
- Hindari merokok. Wanita sebaiknya tidak merokok karena dapat merangsang timbulnya sel-sel kanker melalui nikotin dikandung dalam darah Anda. Risiko wanita perokok terkena kanker mulut rahim adalah 4-13 kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok. Diperkirakan nikotin memberikan efek toksik pada sel epitel sehingga memudahkan masuknya mutagen virus.
- Hindarkan antiseptik. Hindarkan kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun deodorant secara berlebihan karena akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker. Ketika membilas vagina, gunakanlah air matang.
Posting Komentar untuk "Awas! Menikah Usia Dini dapat Memicu Kanker Mulut Rahim"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.