Saat
berkunjung ke Provinsi Jawa Tengah, salah satu tujuan wisata yang tak boleh
dilewatkan adalah menyusuri sejarah
kereta api di Indonesia khususnya jalur di Pulau Jawa. Dari Kota Semarang, kita geser sedikit ke
Kecamatan Ambarawa yang merupakan destinasi dengan label wajib dikunjungi. Di
sana, terdapat Museum Kereta Api yang mengoleksi sejumlah lokomotif yang
berusia lebih dari 100 tahun.
Perjalanan dari Kota Semarang ke Ambarawa memakan waktu
hampir sejam. Selain bisa menyusuri jalan pinggir kota, saat ini sudah ada tol
dalam kota yang menghubungkan Semarang dengan Ambarawa. Hal ini membuat jarak
tempuh menjadi lebih cepat. Selain itu, untuk mencapai Museum Kereta Api tidak
sulit karena sejumlah
papan penunjuk jalan akan menjadi panduan kita untuk mencapai museum yang didirikan pada 1976 itu.
Baca juga : Asal Mula Nama Sukabumi
Di pos tiket, untuk masuk ke museum, Anda harus membayar tiket Rp 10.000 per
orang. Jika Anda membawa
anak-anak, harga tiket per anak Rp 5.000. Harga tiket ini di luar harga jika
Anda ingin menaiki lokomotif untuk berkeliling Ambarawa sampai Tuntang.
Untuk menjajal lokomotif sambil bemostalgia, Anda harus
mencarternya dengan anggota rombongan minimal 40 orang. Ada dua pilihan
lokomotif yang bisa dipilih
saat mencarter, yaitu lokomotif uap dan diesel. Untuk lokomotif diesel, dipatok
Rp 5 juta, sedangkan lokomotif uap Rp 10 juta per rombongan.
Bangunan
Museum Kereta Api Ambarawa masih orisinal. Di bagian depan bangunan ada peron
tiket kereta api lengkap dengan alat pencetak tiket. Di gedung kedua, ada artefak yang
berhubungan dengan kereta api,
seperti mesin telegram dan komponen kereta api.
Kereta Api Seri B |
Kereta Api Seri D |
Di pojok museum, tepatnya di buritan rel lebih dari sepuluh
lokomotif berserakan berantakan. Lokomotif itu terdiri atas berbagai seri, seperti seri B, C, dan D
yang kebanyakan diproduksi dari era 1800-an.
Baca juga : Cara Membuat Lumpia Basah yang Lagi Nge-hits
Tahu
tidak apa arti seri B,
C, D yang tertera di lokomotif?
Ternyata huruf-huruf tersebut memiliki arti tersendiri. Lokomotif seri B
merupakan lokomotif dengan dua roda penggerak, sedangka seri C tiga roda penggerak. Begitu seterusnya. Jumlah roda penggerak sesuai dengan urutan
alfabet.
Saat Anda
melihat lokomotif yang masih berantakan, papan keterangan berwarna biru sudah
terpasang. Di situ tertulis tahun pembuatan, seri lokomotif, dan daya cepat
lokomotif yang setara sejumlah ekor kuda. Lokomotif yang paling tua adalah seri
C1140 buatan Jerman yang keluar tahun 1891.
Baca juga : Masjid Menara Kudus, Simbol Toleransi Beragama
Museum
itu diproyeksikan akan
menjadi etalase
lokomotif tua di Indonesia yang dilengkapi berbagai sarana. Saat ini, koleksi
lokomotif yang ada museum ada 20. Untuk seri B5112 buatan Jerman tahun 1900
sudah dioperasikan lagi yang kini disimpan di depo yang tak jauh dari stasiun.
Jika Anda berkesempatan ke Museum Kereta Api, ada baiknya menyusuri rel dari
gedung museum ke depo untuk melihat lokomotif uap dan diesel yang bisa dioperasikan. [Source : Berbagai Sumber]
Posting Komentar untuk "Yuk Melongok Sejarah Perkeretaapian di Museum Kereta Api Ambarawa"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.