Aerosmith adalah legenda. Telah 46 tahun grup gaek asal Boston AS ini mengukir sejarah dalam perjalanan musik rock dunia. Jalan penuh liku telah mereka lalui, dari era kejayaannya di awal dekade 1970-an, lalu masuk dalam cengkeraman obat-obatan dan alkohol, menghilang dari peredaran, hingga mampu melalui kemelut dan kembali bangkit di percaturan musik internasional. Tak heran jika grup yang diusung Steven Tyler (vokal), Joe Perry (gitar), Tom Hamilton (bass), Joey Kramer (drums), dan Brad Whitford (gitar) ini dinobatkan sebagai ikon musik dunia oleh MTV.
Penobatan itu semakin memperkokoh kedudukan mereka sebagai grup rock Amerika tertua. Selain itu, meski usia para personelnya sudah melampaui angka 50 tahun, mereka mampu membuktikan diri sejajar dengan para musisi rock generasi sekarang.
Eksistensi Aerosmith yang tetap mantap kembali terlihat ketika mereka terpilih membawakan soundtrack film Spiderman. Itu seperti mengulang sukses mereka dalam melahirkan hit I Don't Want to Miss a Thing yang menjadi themesong film Armageddon (1998).
Baca juga : Travis Barker, Drummer Punk Terpopuler di Era-nya
Baca juga : Travis Barker, Drummer Punk Terpopuler di Era-nya
Aerosmith juga telah merilis album The Greatest Hits Collection yang merupakan kumpulan lagu perjalanan bermusik mereka pada periode 1980-2002. Uniknya, album yang dibuat dalam bentuk antologi itu tidak memiliki judul. Selain mengusung 30 lagu legendaris mereka seperti Mama Kin dan Dream On, dalam album tersebut disiapkan pula dua lagu baru, yakni Girls of Summer dan Lay it Down.
Sejak hadir di tahun 1973, Aerosmith membawa konsep yang unik. Saat dunia rock tengah dilanda demam Led Zeppelin, Jimmy Hendrix, dan band blues bergaya Britishpsychodelic seperti Cream dan Yardbirds, mereka lebih menyukai kelompok-kelompok seperti Fleetwood Mac dan Sly & the Family Stone. Mitologi musik mereka adalah campuran funk, country dan swing, bahkan polka dalam kemasan cadas. Karena itu konser mereka selalu digelar di lapangan terbuka, lengkap dengan penonton yang datang dengan sepeda motor besar.
Riwayat Aerosmith dimulai tahun 1970 ketika Steven Tyler, yang ketika itu masih berprofesi sebagai penabuh drums bertemu dengan Joe Perry, gitaris yang bekerja di sebuah kedai es krim di Anchorage. New Hampshire. Bersama-sama dengan pembetot bas Tom Hamilton, mereka lalu membentuk trio. Masuknya Joey dan Brad membuat Steven memutuskan untuk menjadi vokalis.
Baca juga : Jimmy Page, Sang Gitaris Peraih Penghargaan Walk Of Fame
Baca juga : Jimmy Page, Sang Gitaris Peraih Penghargaan Walk Of Fame
Debut rekaman mereka, Aerosmith, dirilis tahun 1973 di bawah bendera Columbia Record. Hasilnya biasa saja. Baru pada album berikutnya, Get Your Wings yang menghadirkan warna British blues yang kental ,Aerosmith melejit. Disokong tur habis-habisan, mereka segera mengumpulkan penggemar setia. Tangga bintang pun makin terbentang.
Namun, puncak seringkali membuat goyah. Apalagi ketenaran yang cepat menjadi godaan kencang. Akibatnya setelah tiga tahun berlimpah dengan kesuksesan, mereka terhempas ke jurang narkoba. Grafik karir mereka pun menurun drastis. Pada akhir dekade 70-an, nama Aerosmith sudah nyaris hilang.
Keretakan itu semakin melebar setelah Joey dan Brad menyatakan keluar dan membentuk band sendiri. Semua orang nyaris mengira Aerosmith sudah tamat. Beruntung tahun 1984, ketika Steven dan Joe mampu keluar dari pengaruh setan narkoba, Joey dan Brad memutuskan kembali bergabung. "Kami sepertinya ditakdirkan bersama. Teman-teman satu band ini saya cintai sekaligus saya benci. Mungkin ini yang dinamakan hidup" ujar Steven sambil tertawa.
Baca juga : Jimi Hendrix, Gitaris Sepanjang Zaman
Baca juga : Jimi Hendrix, Gitaris Sepanjang Zaman
Setelah melewati proses jatuh bangun, akhirnya Aerosmith solid kembali. Mereka pun berturut-turut melempar album Down with Mirror (1985), Permanent Vacation (1987), Pump (1989), dan Get a Grip (1993), Nine Lives (1997), Just Push Play (2001), dan Honkin' on Bobo (2004).
"Semua itu menunjukkan keunikan kami. Saat kami melewati periode dekade '80-an, sepertinya kami telah kehilangan segalanya. Semua seperti hancur dan terbakar habis tanpa diketahui sebabnya. Tetapi entah apa yang mempertemukan kami dan membuat band ini utuh kembali. Ada begitu banyak penulis lagu, pemain gitar, pemain drums, pemain bass yang baik di luar sana, tetapi kelima orang ini malah berkumpul dan bermain bersama lagi. Kami telah melakukan banyak kesalahan dan kami harus membayarnya," kata Perry. [Source Image : metrolyrics.com; Source Article : Berbagai sumber]
Posting Komentar untuk "Aerosmith, Legenda Para Gaek"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.