Museum Barli didediksikan untuk mengenang pelukis Barli Sasmitawinata. Museum tersebut juga difungsikan sebagai galeri hasil karya sang maestro seni lukis tersebut. Di dalam museum, pengunjung bisa menyaksikan perkembangan gaya seni lukis dari masa ke masa, mulai dari lukisan yang masih beraliran realisme, impresionisme, hingga ekspresionisme. Tujuan lain pendirian museum yang diresmikan oleh Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Menparpostel) RI Joop Ave pada 26 Oktober 1992 ini juga untuk meningkatkan apresiasi seni masyarakat Indonesia pada umumnya.
Pada awal berdirinya, Museum Barli merupakan museum privat yang tidak dibuka untuk umum. Namun, seiring dengan berlalunya waktu, siapa saja bisa berkunjung ke sana untuk menikmati karya seni Barli Sasmitawinata. Museum menempati bangunan tiga lantai yang terbagi dalam empat ruangan. Setiap lantai memiliki nama masing-masing. Lantai dasar yang dinamakan Lantai Agung digunakan untuk kegiatan pendidikan, diskusi, dan pergelaran seni. Agung diambil dari nama putra Barli, yakni Agung Wiwekaputera. Lantai satu dinamakan Lantai Nakisbandiah, diambil dari nama salah seorang istrinya, kerap digunakan sebagai ruang pameran. Lantai Nakisbandiah memiliki bangunan sayap yang diberi nama Chandra's Gallery. Ruangan itu juga digunakan untuk pameran.
Baca juga : Menikmati 5 Wisata Sejarah di Kota Kembang Bandung
Baca juga : Menikmati 5 Wisata Sejarah di Kota Kembang Bandung
Terakhir, lantai satu yang diberi nama Ruang Atikah, dimanfaatkan untuk koleksi pilihan karya Barli Sasmitawinata dan koleksi khusus. Atikah adalah istri pertama Barli yang memperoleh tempat istimewa. Wanita itu adalah pemberi semangat pada masa-masa awal perjalanan karier Barli sebagai pelukis. Ruang Atikah berbentuk melingkar. Di dalamnya tersimpan karya-karya kubisme dan ekspresionisme hasil ketekunan Barli.
Barli Sasmitawinata adalah pelukis realis legendaris Indonesia yang lahir di Bandung pada 18 Maret 1921. Sejak kecil hingga akhir hayatnya, ia mendedikasikan hidupnya pada seni lukis. Barli pertama kali belajar melukis dari Luigi Nobili, pelukis Italia yang tinggal di Bandung. Atas permintaan kakak iparnya, pada 1935 Barli menimba ilmu di studio lukis milik Jos Pluimentz, pelukis berkebangsaan Belgia yang juga tinggal di Bandung.
Baca juga : Situ Panunjang, Pesona Esktotik Alam Parahyangan
Baca juga : Situ Panunjang, Pesona Esktotik Alam Parahyangan
Pada 1950, ia melanjutkan studi di Acedemie Grande de la Chaumiere, Paris, Prancis, dan setahun kemudian di Rijksacademie voor Beeldende Kunsten, Amsterdam, Belanda.
Selain sebagai ruang pameran, museum yang kini dikelola secara mandiri oleh keturunan Barli Sasmitawinata itu juga kerap menyelenggarakan kelas menggambar yang bisa diikuti oleh siapa saja. Museum Barli juga memiliki program pendidikan untuk membantu anak-anak dalam mendapatkan pendidikan di bidang seni. Program yang diberi nama Anak Bumi ini merupakan kegiatan yang dilakukan seminggu sekali dengan target anak-anak dan remaja putus sekolah yang ada di Bandung.
Bisa dikatakan, Museum Barli adalah satu-satunya museum yang terus berupaya untuk mengedukasi masyarakat dalam hal seni rupa. [Sumber : PR Minggu April 2016]
tempat wisata bandung mantap mantap ya, akhir tahun harus main ke bandung nih
BalasHapusGood kalo masih peduli dan punya apresiasi yg tinggi pada karya seni.
Hapus