Rambut adalah salah satu organ tubuh yang tidak memiliki siklus henti. Tak seperti organ lainnya yang memiliki masa berhenti tumbuh, rambut akan terus tumbuh jika tak ada halangan, baik dari dalam tubuh (hormonal) maupun faktor luar (insidental).
Rambut memiliki siklus 300 hari untuk lepas dan tumbuh kembali. Selama siklus itu pula, agar siklus rambut dapat terus berlangsung lancar, perawatan atas rambut perlu dilakukan.
Perawatan rambut yang paling mudah dan mendasar adalah keramas atau mencuci rambut. Sebaiknya, mencuci rambut dilakukan berkala atau periodik agar kebersihan rambut dapat terjaga. Rambut yang bersih, niscaya lebih sehat sehingga terhindar dari berbagai masalah rambut.
Baca juga : 9 Tips Rambut Sehat dan Berkilau
Baca juga : 9 Tips Rambut Sehat dan Berkilau
Beberapa masalah rambut yang kerap mengganggu dan jadi persoalan antara lain ketombe, berminyak, rontok, kusam, dan kebotakan dini. Persoalan tersebut bisa diatasi mulai dari rutinitas mencuci rambut hingga perawatan khusus, bergantung pada besar kecilnya persoalan rambut.
Jika menyebut keramas, pasti langsung terpikir menggunakan sampo atau sabun pembersih untuk rambut. Perkembangan zaman telah membuat industri sampo bergerak lebih cepat sehingga memerlukan banyak inovasi. Beberapa di antaranya memasukkan berbagai bahan kimia agar menghasilkan rambut ideal yang diidamkan banyak orang.
Pada 2014, Lucy Airken Read menulis buku Happy Hair: The Definitive Guide to Giving up Shampoo. Ia menulis beberapa fakta penelitian yang menyebut jika wanita menggunakan 515 jenis bahan kimia untuk tubuhnya setiap hari. Beberapa jenis tersebut ditemukan dalam sabun pembersih seperti sampo.
Baca juga : 6 Cara Tepat Rawat Rambut Setelah hair Extension
Baca juga : 6 Cara Tepat Rawat Rambut Setelah hair Extension
Berangkat dari keresahannya itu, Lucy melakukan gerakan tanpa sampo saat mencuci rambutnya. Setelah dua tahun mencoba, hasil yang fantastis justru diperolehnya. Lucy menyatakan, rambutnya jauh lebih baik daripada saat rutin keramas dengan sampo.
Laman Telegraph juga sempat melaporkan gerakan tanpa sampoo (The No Shampoo Movement) sempat marak di beberapa negara seperti di Australia. Testimoni pelakunya menyebutkan bahwa gerakan itu sangat membantu mereka mendapatkan rambut yang sehat, terbebas dari masalah rambut.
Namun, tentu saja, pada awal-awal melakukannya mereka bersaksi jika rambut sempat terlihat lepek (berminyak dan lembap) hingga terlihat kurang menarik. Akan tetapi, kondisi tersebut hanya terjadi antara 1-3 bulan konsisten keramas tanpa sampo. Selanjutnya, rambut tampak sehat dan tumbuh alami.
Baca juga : Rambut Sehat Ashanty Berkat Lidah Buaya
Baca juga : Rambut Sehat Ashanty Berkat Lidah Buaya
Akan tetapi, tak banyak orang yang tahan keramas tanpa sampoo. Untuk menyiasatinya masyarakat bisa memilah sampo yang lebih baik (dan alami) untuk rambutnya. Yang pertama usahakan sealami mungkin, lihat komposisi bahan racikannya. Lebih baik lagi jika meracik ramuan sendiri. Tapi memang agak repot jadinya. Jika masih ingin praktis dan belum terbiasa dengan ramuan alami, cari produk pencuci rambut yang hanya mengandung sampo saja, tidak dicampur dengan bahan lain dengan fungsi lain.
Ada cara mudah membedakan sampo dengan komposisi lain. Tuangkan setetes pada jari lalu masukkan ke air, jika masih terasa licin itu menandakan sudah dicampur dengan fungsi selain sampo. Karena pada dasarnya sampo berfungsi sebagai pencuci rambut saja.
Sampo yang baik justru tidak menghasilkan busa berlimpah. Semakin sedikit busa saat keramas, justru baik karena bagian rambut yang perlu dicuci dengan baik adalah bagian kulit kepalanya. Bagian kulit kepala rambut akan menghasilkan sebum (minyak) untuk melembapkan rambut dan menjaga kesehatannya. Justru, sebum adalah anugerah, tetapi jika berada pada kondisi yang terlalu lembap akan membuat persoalan baru seperti ketombe. Menggunakan sampo yang tidak cocok untuk rambut biasanya akan memunculkan ketombe.
Jika sudah berketombe, keramas saja tidak cukup. Dibutuhkan "senjata pembantu" untuk memberantasnya. Ketombe adalah jenis bakteri yang senang tinggal di habitat kulit kepala yarig lembap dan berminyak. Untuk menanganinya lebih baik menggunakan antidandfuff. Hanya, sebaiknya antidandruff digunakan untuk menghilangkan ketombe.
Intensitas Keramas
Intensitas keramas juga bisa berpengaruh pada kesehatan rambut. Idealnya keramas itu dua hari sekali. Salah satu sifat rambut adalah lebih cepat lepas dari akarnya dalam keadaan basah. Jadi, bayangkan akan lebih banyak rambut lepas jika seseorang sering mencuci rambutnya.
Meski demikian, rambut lepas (rontok) adalah kondisi alami. Dalam sehari, normalnya orang akan kehilangan rambut sekitar 20-30 helai. Itu pun dengan catatan ada rambut yang tumbuh. Karena memang siklus rambut lepas-tumbuh itu alami. Oleh karena itu, tidak disarankan gonta-ganti sampo karena bisa berpengaruh pada siklus rambut. Jika terus berganti, sel rambut akan kebingungan mengatur siklusnya sehingga terus di-reset.
Faktor air yang digunakan saat keramas juga berpengaruh bagi rambut. Disarankan agar saat keramas tidak menggunakan air panas karena bisa mempercepat rambut rontok. Soal air panas bisa mencuci rambut lebih bersih itu hanya mitos karena tetap yang membuat bersih adalah bahan pencuci.
Yang perlu diperhatikan saat kgtamas adalah sesi memijat kulit kepala. Memang merepotkan jika dilakukan sebagai rutinitas. Akan tetapi, hal itu justru baik kesehatan rambut. Jika sulit melakukannya secara harian, bisa mingguan. Pemijatan pada kulit kepala bertujuan melancarkan peredaran darah. Sebab di kepala tersebar banyak pembuluh darah kapiler (berukuran kecil).
Caranya mudah saja, saat keramas, basahi rambut dengan air, lalu tekan-tekan kulit kepala dengan ujung buku jari (bukan kuku). Lakukan beberapa saat sebelum rambut dibilas.
Tentu saja, rambut juga memerlukan nutrisi. Ada banyak supelemen untuk rambut, tetapi yang paling efektif adalah menutrisinya dari dalam tubuh melalui asupan gizi yang baik. "Rambut memerlukan zat nutrisi seperti zinc dan mangan. Walau demikian, jumlahnya tidak banyak. Dengan mengonsumsi banyak sayuran saja sudah bisa memenuhi kebutuhan nutrisi untuk rambut.
Khasiat Pohon Gedi Untuk Rambut
Era 1980-an, di Indonesia mulai dikenal produk perawatan rambut alami racikan Maria Antameng, Produk tersebut diraciknya sendin berdasarkan ramuan tradisional yang diwariskan turun-temurun dari nenek moyangnya. Maria Antameng berasal dari Pulau Siau, Kabupaten Sangihe yang terletak di kepulauan di utara Pulau Sulawesi, berbatasan dengan Filipina.
Diceritakan, penduduk kepulauan Sangihe-Talaud memiliki rambut yang sehat dan tumbuh alami dengan baik. Salah satu rahasianya adalah getah tanaman gedi (Abelmoschus manihot L) sebagai busa pembersih saat mereka mencuci rambutnya.
Berbekal resep tradisional tersebut, Maria lalu mengembangkan ramuan untuk rambut sehat alami. Ia meraciknya sesuai dengan pengalaman akan beberapa masalah rambut. Tahun 1983, produk perawatan rambut Qiara mulai dikenal luas di Indonesia sebagai racikan herbal untuk mengatasi masalah rambut.
Tanaman gedi memiliki banyak khasiat lain selain untuk rambut. Bukan hanya di Sulawesi, tetapi juga ditemukan di Papua dan kepulauan Pasifik pada umumnya. Daunnya biasa digunakan sebagai campuran untuk bubur manado. Dipercaya, kandungan alkaloid, antioksidan, serta vitamin A dan C yang dimiliki tanaman gedi bisa membantu tubuh lebih sehat, termasuk pertumbuhan rambut. [Source Image: biodataartis.net, Source Article: PRM 31/7/2016]
Posting Komentar untuk "Keramas Yang Tepat Bikin Rambut Sehat Alami"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.