Penyakit kardiovaskuler (mengenai jantung) masih menduduki posisi lima besar penyakit mematikan di Indonesia. Itu sebabnya penyakit kardiovaskuler masih menjadi prioritas penanganan oleh pemerintah. Yang lebih mengejutkan, data menyebutkan bahwa penderita penyakit kardiovaskuler dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan peningkatan jumlah pasien dengan usia yang masih relatif muda, di bawah 40 tahun.
Oleh karena itu, ada yang berseloroh bahwa penyakit jantung tengah tren. Bukan hanya orang dengan usia lanjut yang bisa mengalaminya, tetapi mereka yang masih dalam usia muda dan produktif juga bisa terkena. Dari berbagai penyakit jantung, serangan jantung merupakan silent killer yang bisa spontan terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Meski demikian, ada beberapa kondisi tubuh tertentu yang bisa memicu munculnya serangan jantung. Itu yang dinamakan faktor risiko. Meski dinamai serangan jantung yang terjadi tiba-tiba, sebetulnya ada proses dan tahapan yang cukup panjang sebelum seseorang mengalami serangan jantung. Beberapa faktor risiko konvensional yang dikenal antara lain perokok, kolesterol tinggi, hipertensi, atau diabetes.
Faktor risiko yang tidak konvensional seperti adanya peradangan atau faktor genetis. Faktor genetis yakni jika seseorang memiliki ayah yang pernah terkena serangan jantung di bawah usia 55 tahun dan atau ibu yang pernah terkena serangan jantung di bawah usia 65 tahun, besar kemungkinan ia juga akan terkena serangan yang sama.
Banyak masyarakat Indonesia yang belum memperhatikan tata laksana pemeriksaan jantung mereka secara ideal. Sebagian besar baru memeriksakan diri setelah terjadi gejala atau melihatnya sendiri terjadi pada orang lain. Tak heran, kasus serangan jantung yang menimpa figur publik memiliki dampak lain, salah satunya tingkat kewaspadaan masyarakat ikut meningkat. Setelah kejadian Adjie Massaid, misalnya, para dokter yang ingin mengambil spesialis jantung membeludak. Orang-orang juga mulai memberi perhatian khusus pada pemeriksaan jantung.
Dihhat dari perjalanannya, serangan jantung yang terjadi pada Mike Mohede (penyanyi jebolan Indonesia Idol) adalah akibat penyakit jantung koroner atau penyempitan pembuluh darah di jantung. Penyempitan itu terjadi akibat ada pembuluh darah yang pecah. Sel segera berusaha memperbaiki bagian yang pecah tersebut dengan mengeluarkan zat pembeku darah.
Sayangnya, zat pembeku darah yang terbentuk justru menyebabkan penyumbatan aliran darah. Penyempitan 30% saja bisa berakibat fatal, yakni tersumbatnya peredarari darah pada jantung sehingga menyerang seketika. Itulah yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri tak tertahankan.
Selain nyeri yang kuat di dada kiri, beberapa indikasi gejala serangan jantung lainnya adalah nyeri yang terasa menembus hingga ke bagian punggung atau menjalar ke leher dan lengan kiri, terjadi lebih dari 20 menit, serta memunculkan keringat yang banyak dengan bulir yang besar. Gejala ikutan lainnya bisa muntah, sesak napas, hingga penurunan kesadaran.
Sebagai tindakan darurat, penderita bisa mengonsutnsi obat-obatan yang bersifat iorinolitic atau zat yang bisa mencairkan pembekuan darah. Agar lebih akurat, segera setelah serangan sebaiknya menemui dokter atau rumah sakit terdekat karena apabila terjadi serangan jantung, baik pasien maupun penolong sebenarnya tengah berpacu dengan waktu. Serangan yang terjadi dalam waktu lama dan tidak segera mendapat tindakan bisa mengakibatkan kematian.
Olah Raga Ringan demi Jantung Kuat
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya serangan jantung, gaya hidup sehat dan ideal menjadi satu-satunya upaya terbaik. Gaya hidup yang ideal akan membuat kondisi tubuh terjauh dari kemungkinan tersebut.
Serangan jantung tidak bergantung pada gemuk tidaknya seseorang. Meski serangan jantung tidak mengenai berat badan, dengan menjaga pola makan tidak berlebih dan lebih banyak mengonsumsi makanan kaya nutrisi, tentu berakibat berat tubuh lebih proporsional.
Yang perlu juga diperhatikan adalah istirahat yang cukup. Tubuh yang kekurangan waktu isliirahat akan menyebabkan tambahan beban yang bisa berdampak pada banyak hal misalnya hipertensi. Orang dengan tekanan darah tinggi bisa juga disebabkan beban stres yang ditanggung tubuh lebih besar. Waktu istirahat yang cukup bisa membantu tubuh mengembalikan performa optimalnya.
Yang paling penting dalam gaya hidup ideal adalah olah raga. Orang zaman sekarang sudah begitu dimudahkan dengan berbagai penemuan teknologi. Salah satu dampak buruknya adalah meminimalkan tubuh untuk bergerak. Semakin sedikit bergerak, tentu tak baik untuk tubuh.
Dalam pelaksanaan olah raga sebaiknya memahami kondisi tubuh sendiri. Yang paling baik untuk menjaga kondisi jantung dengan berolah raga ringan tetapi rutin, misalnya joging ringan. Dengan rutin berolah raga, irama jantung akan stabil.
Sebagai catatan, orang yang jarang berolah raga biasanya memiliki irama jantung lebih cepat. Sebaliknya, mereka yang sering berolah raga memiliki denyut lebih lambat. Hal itu menandakan kerja jantung lebih baik karena tak perlu terlalu keras memompakan darah ke seluruh tubuh.
Namun, pola olah raga berlebih juga bisa berakibat kurang baik bagi jantung. Misalnya, istilah "jantung atlet" yaitu suatu kondisi pembuluh darah pada jantung mengalami penebalan karena sering dipompa. Menebalnya pembuluh darah juga bisa menghambat aliran darah pada koroner. [Source Image: alodokter.com, Source Article: PRM 7/8/2016]
Posting Komentar untuk "Hindarkan Serangan Jantung Dengan Gaya Hidup Ideal"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.