Memiliki buah hati merupakan impian bagi setiap pasangan suami istri. Namun, ada kalanya buah hati yang diidamkan tidak kunjung hadir meski mereka telah menikah selama setahun dan berhubungan secara rutin tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Jika hal seperti itu terjadi, sebaiknya pasangan suami istri tersebut meminta bantuan dokter ahli kandungan dan kebidanan. Dikhawatirkah ada yang "tidak beres" dengan saluran telur, sel telur, dan sperma.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan definisi terhadap infertilitas atau ketidaksuburan bila pasangan suami istri berhubungan secara normal selama setahun tanpa alat kontrasepsi, tetapi belum menghasilkan kehamilan. Di dunia ini, pada pasangan suami istri yang berada dalam masa reproduksi, sebanyak 15% di antaranya merupakan pasangan yang tidak subur.
Begitu juga di Indonesia, 1 dari 6 pasangan suami istri diketahui tidak subur. Dua puluh tahun lalu, jumlah perempuan yang tidak subur lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Persentase laki-laki yang tidak subur 1596-20%. Saat ini, perbandingan perempuan dan laki-laki yang tidak subur berimbang, 40% berbanding 40%.
Banyak faktor yang menjadi penyebab laki-laki atau perempuan dikatakan tidak subur. Namun, secara garis besar, ada empat faktor utama penyebab ketidaksuburan. Pertama, saluran telur buntu sehingga pertemuan antara sel telur dan sperma terhalang. Kedua, kualitas sperma yang tidak bagus. Ketiga, kualitas sel telur tidak baik. Keempat, faktor unexplained infertility atau yang ketidaksuburannya tidak dapat dijelaskan.
Faktor lainnya adalah seperti endometriosis, mioma, atau kista. Faktor-fak-tor tersebut juga menyebabkan terhambatnya proses kehamilan.
Sperma secara umum terbagi tiga, yaitu jumlah, pergerakan dan bentuk. Ketiganya seiring sejalan. Artinya, ketika jumlah sperma berkurang, pergerakan sperma juga menjadi berkurang. Begitu juga bentuknya, banyak yang tidak normal. Dari tahun ke tahun, kualitas sperma yang keluar semakin buruk. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup.
Pada laki-laki, penyebabnya adalah obesitas atau kegemukan, kebiasaan merokok, kurang tidur, konsumsi tinggi karbohidrat dan lemak, serta faktor pekerjaan yang juga memberikan pengaruh pada ketidaksuburan. Suhu yang tinggi pada testis juga menjadi penyebab ketidaksuburan.
Obesitas, tinggi karbohidrat dan lemak pada perempuan juga dapat mengakibatkan ketidaksuburan. Berat badan perempuan terkait erat dengan ovulasi. Perempuan dengan berat badan yang berlebihan dapat mengganggu ovulasi, sehingga sel-sel telur menjadi tidak matang.
Pada umumnya, siklus menstruasi pada perempuan berlangsung 21 hari hingga 30 hari. Bila di luar itu, harus diketahui ada tidaknya ovulasi. Normalnya, setiap bulan akan terjadi ovulasi. Untuk memastikan ovulasi, dilakukan pemeriksaan USG. Juga dianjurkan untuk tes urine kesuburan saat mendekati masa subur.
Untuk melihat kualitas sperma, dilakukan pemeriksaan analisis sperma. Untuk keperluan pemeriksaan, laki-laki tidak boleh melakukan hubungan selama 3 -5 hari. Dari sana dapat diketahui apakah spermanya nol atau bila ada diketahui bagus tidaknya kualitas sperma. Dari ketiga pemeriksaan tersebut, dokter sudah dapat mengetahui terapi apa yang akan dilakukan terhadap mereka.
Kalau kualitas sel telur kurang baik, maka akan diberikan obat penyubur dalam bentuk tablet atau suntik. Bila hasil hysterosalpingography diketahui terjadi penyumbatan pada saluran telur, satu-satunya jalan untuk mendapatkan momongan adalah proses bayi tabung.
Begitu juga bila dalam analisis sperma diketahui bahwa spermanya nol, maka dilakukan proses bayi tabung. Sperma untuk keperluan tersebut akan diambil dari pabrikya, yakni buah zakar. Namun, bila spermanya ada tetapi kualitasnya kurang bagus, akan dilakukan inseminasi dibantu atau intrauterine insemination (IUl).
IUI merupakan teknik reproduksi berbantu dengan cara mengolah sperma agar didapatkan kualitas yang baik untuk langsung dimasukkan ke dalam rahim sehingga lebih dekat dengan sel telur. Pada inseminasi dibantu ini dipicu ovulasi agar sel telur yang dihasilkan memiliki kualitas terbaik. Prosesnya dibantu dengan penggunaan obat penyubur.
Kualitas sperma dapat diketahui melalui fragmentasi DNA sperma atau melihat DNA yang rusak dari sperma. Bila dari basil pemeriksaan tersebut kerusakan DNA sperma kurang dari 15%, itu dikatakan masih normal. Kalau 15%-30% maka untuk memperoleh anak dilakukan proses inseminasi. Namun, kalau kerusakan DNA sperma lebih dari 30%, kalau ingin memiliki bayi haras melalui proses bayi tabung.
Pasangan suami istri yang datang berkonsultasi kepada dokter kandungan kebanyakan sudah dalam kondisi telat. Mereka menanti kehamilan selama 5-12 tahun. Berbagai faktor menjadi penyebabnya, seperti ketidaktahuan, rasa pasrah, dan mendapatkan informasi yang tidak tepat.
Gaya Hidup Dapat Berpengaruh
Gaya hidup seseorang dapat memengaruhi fertilitas atau kesuburan. Terkait dengan hal itu dokter memberikan beberapa saran sebagai berikut:
- Melaksanakan hidup sehat.
- Istirahat yang cukup.
- Melakukan diet mediteranian, yaitu banyak konsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, dan ikan. Diet ini sangat baik bagi kesuburan dan banyak digunakan di seluruh dunia.
- Konsumsi makanan dengan baik, kalori yang dimakan sesuai dengan tingkat aktivitas seseorang.
- Berolah raga sesuai dengan kemampuan.
- Hindari merokok karena zat nikotin yang terkandung pada rokok dapat merusak sel-sel dalam tubuh, termasuk sel sperma dan sel telur. Produksi sel sperma atau sel telur tidak akan baik atau sehat.
Posting Komentar untuk "Ketika Buah Hati Tak Kunjung Hadir, Kenali 7 Faktor Penyebabnya"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.