Cara Merawat Gigi Tanpa Rasa Cemas - Bayangan suara bor, rasa ngilu, sorotan lampu, dan lainnya biasanya langsung membuat hati cemas. Pikiran itu muncul pada beberapa orang saat ia memasuki ruang perawatan dokter gigi, dan lebih-lebih bedah mulut. Nah, apalagi bagi anak-anak dan orang lanjut usia, atau yang berkebutuhan khusus, ya?
Ada banyak jenis perawatan gigi yang bisa dialami seseorang. Mulai dari sekadar membersihkan karang gigi, menambal gigi berlubang, mencabut gigi, menggunakan kawat gigi, dan masih banyak lagi tindakan spesifik lain.
Merawat Gigi Tanpa Rasa Cemas (Source Image : www.alodokter) |
Apa pun tindakannya, bayangan tentang suara bor dan rasa ngilu biasanya langsung terlintas. Itulah yang akhirnya membuat seseorang sudah lebih dulu merasa cemas dan takut. Saat tindakan dijalankan, kecemasan itu membuat seseorang menjadi tidak kooperatif dengan dokter gigi.
Nah, apalagi pasien khusus. Misalnya, anak-anak dan lanjut usia (lansia). Ada pula golongan pasien berkebutuhan khusus seperti pasien autis atau pasien kelainan mental, maupun pasien dengan keterbatasan tertentu. Perlakuan khusus pun mereka butuhkan, seperti sedasi dan anestesi. Penanganan pada pasien tersebut kadang kala membutuhkan tindakan sedasi atau monitoring yang lebih ketat disebabkan risiko yang akan terjadi apabila pasien tidak termonitor dengan baik.
Pasien berusia dewasa muda pun sebenarnya bisa merasa cemas. Namun, apabila sudah mengerti informasi yang diberikan dokter gigi serta memahami risiko dan benefltnya, maka kecemasan akan berkurang. Apalagi bila dokter meyakinkan bahwa tindakan tersebut aman untuk dilakukan.
Lagipula, pada perawatan gigi, apabila hal tersebut sudah diprediksi akan menimbulkan nyeri, maka dari awal dokter akan memberikan obat anti-nyeri berupa anestesi lokal. Tindakan itu akan membuat pasien tidak merasakan sensasi nyeri.
Berbeda dengan pasien khusus ini. Mereka tidak bisa tenang hanya dengan mendengar penjelasan atau kata-kata dari dokter. Pada pasien-pasien ini terkadang dibutuhkan berbagai metode khusus yang memerlukan kerja sama dengan dokter anestesi.
Tindakan anestesi apa yang akan dipilih saat perawatan gigi memang bergantung pada jenis perawatannya dan jenis pasiennya. Apalagi bila harus dilakukan bius total atau anestesi umum, perlu ada kondisi yang memang mengharuskannya demikian.
Contohnya, apabila akan mencabut gigi atau geraham belakang sekaligus lebih dari satu atau sulit posisinya pada pemeriksaan panoramik, maka dipilih anestesi umum agar pasien merasa nyaman dan tidak nyeri. Begitu pun pada pasien-pasien autisme atau kelainan mental, akan sulit dilakukan perawatan gigi secara biasa karena pasien tidak kooperatif. Maka akan dilakukan perawatan gigi dalam anestesi umum.
Pemberiannya tentu tidak senibarangan. Penggunaan obat-obatan seperti penenang atau obat antinyeri bral yang dimakan sebelum tindakan biasanya diberikan pada pasien lansia. Mereka umumnya punya kelainan sis-temik sehingga saat cemas atau takut dikhawatirkan akan menimbulkan peningkatan hemodinamik saat dilakukan perawatan gigi.
Hal itu pun diawasi secara langsung oleh dokter anestesi dan tidak sembarangan orang bisa memberikan obat penenang pada pasien usia tua karena harus bisa mengan-tisipasi dan mengatasi apabila terjadi efek samping. Penggunaan obat penenang jarang diberikan kepada anak kecil kecuali di bawah peng-awasan dokter anestesi yang akan melakukan sedasi terhadap pasien tersebut.
Cegah risiko
Pasien khusus mendapatkan perlakuan khusus dengan bantuan tindakan anestesi demi mencegah risiko yang ditimbulkan. Misalnya, pada pasien lansia yang memiliki kelainan sistemik berupa berkurangnya fungsi dari organ-organ tubuh.
Apabila mereka terlalu takut atau cemas dapat memperberat kelainan sistemiknya karena meres-pons stres. Pasien dengan tekanan darah tinggi akan melonjak tekanan darahnya apabila takut dan hal tersebut bisa menimbulkan kompli-kasi berupa perdarahan, atau yang lebih berat seperti stroke atau serangan jantung.
Begitu pula pada anak-anak, terutama pasien anak yang tidak kooperatif dan berkebutuhan khusus. Alat-alat instrumen untuk pemeriksaan gigi akan berbahaya bagi mereka apabila mereka tidak bisa diam di kursi di ruang rawat gigi.
Apabila anak-anak bergerak secara tiba-tiba, bisa menimbulkan trauma pada mulut pasien. Lebih parah lagi, kejadian itu mungkin bisa menimbulkan luka yang cukup lebar sehingga banyak perdarahan atau bahkan kerusakan gigi yang lebih parah.
Risiko itulah yang harus dicegah atau diminimalkan. Caranya dengan pemberian obat-obatan baik berupa pre-medikasi maupun sedasi yang dapat diberikan oleh dokter anestesi. Ada tim yang mencakup beberapa dokter spesialis gigi dan dokter anestesiologi untuk memberikan perawatan pada pasien khusus itu.
Posting Komentar untuk "Cara Merawat Gigi Tanpa Rasa Cemas"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.