Mengikuti gaya hidup kekinian merupakan keharusan seseorang untuk terlihat lebih modern. Salah satunya dengan mengikuti tren warna rambut yang selalu berubah-ubah setiap waktu. Demi mengikuti gaya hidup, ada beberapa orang yang mengabaikan kesehatannya. Walaupun akan terlihat menarik, ternyata melakukan pewarnaan rambut bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika tidak hati-hati menggunakannya. Dampak yang akan timbul salah satunya yakni alergi pada kulit dan bisa menjalar hingga ke sistem pernafasan yang dapat mengakibatkan asma hingga kanker payudara. Seperti apa?
Semakin berkembangnya jaman semakin meningkat gaya hidup masyarakat. Salah satunya yakni perkembangan teknologi kecantikan. Berkiblat pada tren gaya hidup dunia barat membuat sebagian masyarakat berlomba-lomba mengubah penampilan termasuk rambut. Mewarnai rambut terkadang dilakukan untuk memperindah penampilan.
Meskipun ada beberapa orang yang menggunakan cat rambut untuk alasan yang sedikit berbeda seperti menutup uban. Karena sangat mudah dan umumnya menggunakan cat rambut, hampir tidak ada orang yang benar-benar peduli jika akan muncul efek samping ketika melakukannya mulai dari alergi hingga kanker payudara.
Pewarna Rambut
Sebagai sebuah kebutuhan saat ini, mewarnai rambut terkadang dilakukan tanpa dilihat efek samping yang terdapat dari pewarna rambut. Menurut dr. Iwan Trihapsoro, SpKK, SpKR FINSDV, FAADV, dokter spesialis kulit dan kelamin, cat atau pewarna rambut memiliki kandungan bahan kimia yang sangat banyak. Meskipun begitu, setidaknya ada 45 bahan kimia yang diatur oleh komisi Eropa agar aman digunakan oleh manusia.
Tetapi ada beberapa bahan kimia yang paling sering menyebabkan alergi. Bahan kimia tersebut adalah para-phenylenediamine (PPD) atau 4-benzenediamine. Untuk jenis PPD terdapat pada hampir seluruh produk pewarna rambut. Bahkan bahan kimia jenis ini juga terdapat pada pewarna rambut yang diklaim sebagai pewarna rambut natural.
Para-phenylenediamine (PPD) merupakan bahan kimia yang merupakan material organik yang juga digunakan pada produk karet, pewarna tekstil dan pigmen pewarna. PPD sangat disukai produsen karena memiliki kadar toksisitas yang relatif rendah, stabil pada suhu tinggi serta tahan terhadap bahan kimia dan elektrik. Dengan begitu PPD dapat mempertahankan warna baru dan lebih tahan lama meskipun sudah beberapa kali keramas, melakukan pengeringan dan styling rambut.
Masalahnya bahan ini memiliki sifat alergen dan dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit kepala, telinga ataupun leher di mana cat rambut kontak langsung pada kulit area tersebut. Bahan kimia jenis PPD disebut menempati urutan ketiga sebagai bahan yang paling sering menimbulkan efek samping, yaitu dermatitis kontak akibat kosmetik selain pewangi dan pengawet.
Gejala yang Timbul
Alergi yang disebabkan oleh cat rambut ini timbul dengan beberapa gejala yang terjadi pada kulit seseorang. Biasanya gejalanya berupa reaksi alergi seperti rasa gatal, ruam kemerahan, bengkak, rasa sakit di kulit kepala, sakit di bagian leher, sakit di bagian telinga hingga sakit pada bagian wajah. Untuk bagian wajah, bisa terjadi juga pembengkakan bila reaksinya cukup berat. Beberapa reaksi juga bisa terjadi lebih berat sehingga perlu ada rujukan dirawat di rumah sakit. Pada umumnya penyakit ini tidak sampai menimbulkan kematian.
Selain alergi atau dermatitis kontak yang timbul pada kulit, efek samping yang dapat terjadi akibat pewarnaan rambut adalah patahnya batang rambut. Bukan hanya itu saja, ini juga bisa mengakibatkan perubahan warna kulit, asma, limfoma non Hodgkin atau kanker kelenjar limfa, multiple myeloma atau kanker sumsum tulang serta kanker payudara bagi wanita.
Penyakit asma yang terjadi biasanya akibat hirupan persulfat atau amonia yang banyak terdapat pada pewarna rambut. Ini biasanya terjadi pada orang-orang yang selalu befgelut oleh bahan-bahan kimia pewarna rambut seperti pekerja salon, pekerja kecantikan dan buruh industri kosmetik.
Akibat hirupan zat tersebut dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada tenggorokan, batuk, radang paru-paru dan serangan asma berat. Insiden kanker payudara meningkat pada wanita yang bekerja di industri salon selama 5 tahun atau lebih. Menurut data dari National Cancer Institute, 30% kasus Limfoma Non Hodgkin disebabkan penggunaan teratur dari cat rambut. Sedangkan insiden multiple myeloma meningkat tajam pada pria kulit putih yang sering mengecat rambutnya.
Mencegah dan Mengobati. Untuk menghindari atau mencegah timbulnya alergi ketika melakukan pewarnaan pada rambut, maka seseorang harus lebih hati-hati memilih produk dari cat rambut. Gunakan produk yang telah lolos uji oleh beberapa lembaga seperti Depkes, BPOM, EU, FDA dan lainnya. Selain itu menggunakan produk cat rambut harus memperhatikan petunjuk penggunaan. Jika tidak pernah atau tidak mengerti cara menggunakannya dianjurkan untuk datang ke salon profesional.
Dengan begitu para ahli akan membantu untuk mengaplikasikan cat rambut tersebut. Selain itu penggunaan produk cat rambut sebaiknya perhatikan label, cara pemakaian dan petunjuk peringatan. Sebelum mengaplikasikan pada rambut, ada baiknya lakukan uji tempel terlebih dahulu.
Untuk mencegah perubahan pada warna kulit, sebaiknya gunakan lapisan jelly petrolatum atau preparat berbahan minyak pada sekitar garis rambut untuk melindungi kulit dari cat rambut yang akan digunakan. Gunakan juga sarung tangan karet untuk melindungi tangan. Jangan lupa untuk menggunakan masker untuk mengurangi hirupan uap amonia dari bahan cat rambut agar tidak terjadi iritasi saluran nafas.
Jika sudah terserang alergi, langkah pertama yakni menghentikan pewarnaan rambut. sebaiknya segera bilas rambut yang sudah dicat khususnya cat yang masih melekat di kulit kepala dengan sampo. Bila terjadi dermatitis kontak, maka dokter akan memberi resep obat-obatan golongan kortikosteroid baik oral atau topical dan disertai dengan obat-obat golongan antihistamin.
Posting Komentar untuk "Hati-hati, Pewarna Rambut Bisa Sebabkan Dermatitis Hingga Kanker"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.