Mengurangi stres, menjadi teman di kala ke-sepian, atau supaya betah di rumah. Itulah tiga dari sekian alasan dari mereka yang memelihara hewan. Kesenangan itu tentunya akan berlangsung lama bila kesehatan kedua pihak selalu terjaga.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, setiap orang membutuhkan sesu-atu sebagai pengusir stres. Sebagian lalu memutuskan untuk memelihara hewan. Pulang kerja, menghadapi macet di jalan raya, memang penat rasanya. Sampai di rumah, hati pun terhibur saat melihat hewan peliharaan yang lucu dan riang.
Hewan yang umum dipelihara adalah anjing, kucing, kelinci, burung, hamster, atau ayam. Ada juga hewan peliharaan unik seperti iguana, ular, dan reptil lainnya. Dari setiap hewan, ada risiko kesehatan yang harus ditanggung apabila sang pemilik tidak memedulikan kesehatan diri sendiri dan kesehatan hewan peliharaannya.
Ada lebih dari 200 penyakit yang ditularkan hewan. Namun, karena hewan peliharaan hanya sedikit, hanya beberapa jenis penyakit yang bisa ditularkan, bisa berupa virus, kuman, atau bakteri. Di antaranya, rabies, toksoplasma, jamur, flu, salmonella, vibrio, asma, dan lepstopira. Penularan penyakit dari hewan peliharaan bisa melalui gigitan, kotoran yang dikeluarkan, dan sentuhan langsung. Penyakit yang ditimbulkan bisa ringan, bisa juga mematikan.
Bila memelihara anjing, salah satu risikonya adalah terkena rabies yang tergolong penyakit mematikan. Penularan rabies terjadi akibat gigitan anjing pada manusia. Gejalanya demam, takut melihat cahaya, dan terkadang kejang, sampai tidak sadarkan diri.
Kalau tergigit, segera bersihkan dan datang ke dokter untuk diobservasi. Kalau memang terkena rabies, bisa diobati kalau cepat datang ke dokter. Pengobatannya tidak sebentar. Akan tetapi, kalau anjing peliharaannya rajin divaksin, biasanya jarang yang masih memiliki virus rabies.
Memelihara anjing pun berisiko tertular toksoplasma yang juga bisa didapat bila memelihara kucing. Toksoplasma ditularkan salah satunya melalui kotoran yang secara tidak sengaja hinggap pada makanan yang kita konsumsi atau masuk ke mulut karena tidak cuci tangan setelah memegang kotorannya.
Toksoplasma mengakibatkan radang otak dan membuat sistem reproduksi perempuan terganggu sehingga mudah keguguran. Penularan toksoplasma itu tidak jelas gejala awalnya. Setelah berkeluarga, baru ketahuan karena setiap hamil mengalami keguguran. Meskipun demikian, tokso bisa diobati sehingga kehamilan bisa dijaga.
Dari kucing, kita pun bisa terkena alergi yang mengakibatkan asma. Alergi itu diakibatkan bulu-bulu kucing yang rontok. Gejala awalnya bisa diketahui dari bersin-bersin.
Bila memehhara ayam, burung, dan unggas lain, penyakit yang bisa ditularkan sudah sering kita dengar, yaitu flu burung yang juga mematikan. Penularan flu burung dari hewan ke manusia juga diakibatkan tinjanya.
Secara tidak sengaja, orang yang memelihara burung dapat menghirup atau memegang kotorannya. Ia bisa saja lupa cuci tangan lalu memasukkan tangan ke mulut ketika makan. Kotoran burung juga bisa menularkan jamur yang gejalanya berupa batuk.
Ikan dan ular bisa menularkan bahaya kesehatan melalui sisiknya yang mengandung bakteri salmonella. Dengan menyentuhnya, tangan kita bisa membawa bakteri itu ke dalam tubuh jika tidak mencuci tangan. Ada beberapa jenis ikan yang mengandung bakteri vibrio. Salmonella dan vibrio memiliki gejala yang sama berupa diare.
Hamster yang lucu juga memiliki risiko kesehatan seperti tikus, yaitu menularkan bakteri lepstopira. Bakteri itu ditularkan melalui air kencing yang kemudian menggunakan media air sebelum masuk ke tubuh manusia.
Beberapa penyakit yang ditularkan hewan bisa dicegah bila orang yang memeliharanya memiliki perilaku hidup bersih dan sehat. Namun, tentu saja, yang bersih dan sehat sebaiknya bukan hanya manusianya tetapi juga hewannya.
Setelah memegang hewan peliharaan, cuci tangan yang bersih sampai ke pergelangan tangan dengan menggunakan sabun. Selain itu, harus rajin membersihkan kandang hewan. Kolam atau akuarium ikan juga harus sering dibersihkan karena penyakit hewan banyak yang didapat dari lingkungannya.
Bila ada gejala-gejala tertentu, segera hubungi layanan dokter primer di pusat kesehatan masyarakat ataupun dokter keluarga. Tentunya jangan anggap remeh setiap gejala penyakit.
Perawatan yang umum untuk anjing dan kucing adalah rutin memberikan vaksinasi dan membersihkannya. Hubungan dengan hewan peliharaan pun tetap harus ada batasnya.
Bila memiliki anjing, pada usia 1,5 bulan harus dibawa ke dokter hewan untuk divaksinasi. Vaksin pertama itu meliputi distemper, hepatitis, dan parainfluenza. Seminggu setelahnya, anjing diberikan obat cacing. Pada 20 hari berikutnya, anjing diberikan vaksin kedua yang meliputi vaksin seperti pertama ditambah parvo dan lepstopirosis.
Sebulan kemudian, anjing harus diberikan vaksin ketiga yang isinya mengulang vaksin kedua ditambah rabies. Setelahnya, rutin vaksin setahun sekali yang mengulang isi vaksin ketiga.
Untuk kucing, perawatan dan rutinitas vaksinasinya sama, meskipun isi vaksinnya berbeda. Vaksin pertama untuk kucing adalah panleukopenia, calici, dan rhinotracheitis. Vaksin kedua diberikan sebulan setelahnya yang berisi vaksin pertama ditambah chlamydia. Vaksin ketiga berisi vaksin kedua ditambah rabies.
Wajar kucing mengalami kerontokan setiap bulan. Namun, kalau rontoknya sampai hampir botak, itu harus ada perawatan khusus. [PRM Minggu, 26 Juli 2015]
Posting Komentar untuk "Kenali Perilaku Bersih dan Sehat Saat Memelihara Hewan"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.