Alergi memang mengganggu kehidupan sehari-hari. Seseorang dengan alergi akan menunjukkan reaksi seperti ruam, bengkak, atau dalam kasus yang ekstrem sampai sulit bernapas, syok, serangan jantung, bahkan meninggal dunia. Reaksi yang ekstrem tersebut dikatakan peneliti lebih rentan terjadi pada wanita dan pengaruh hormon diduga penyebab utamanya.
Peneliti dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAD) Amerika Serikat menemukan hormon estrogen wanita ternyata dapat memperparah reaksi alergi saat dilakukan tes pada tikus betina di laboratorium.
Estradiol, salah satu jenis estrogen, dapat me-ningkatkan aktivitas enzim saat alergi yang menyebabkan jaringan membengkakdan pembuluh darah meluas. Hasilnya lebih banyak wanita yang mengalami serangan alergi berbahaya atau ana-filaksis daripada pria.
"Studi kami menemukan kontribusi estrogen terkait respon anafilaksis pada tikus betina. Ini memberikan wawasan mekanis dan kemungkinan penerapan medis lebih jauh terkait anafilaksis pada manusia,"ujar pemimpin studi, Dean Metcalfe, dalam laporannya di The Journal of Allergy and Clinical Immunology, Selasa (30/12).
Penerapan yang bisa dilakukan sebagai contoh, jika wanita dengan alergi sedang mengonsumsi pil keluarga berencana (KB), dokter harus mengetahui asosiasi kedua hal tersebut. Pada wanita yang lebih tua, serangan jantung dapat menyebabkan kematian. Namun pemicu serangan jantung tersebut bisa jadi akibat reaksi alergi yang berat seperti dikatakan oleh Metcalfe. "Perbedaan gender ini tidak terlalu menjadi fokus. Kita perlu bisa lebih mengasosiasikan penyakit dengan gender," lanjut Metcalfe.
Studi sebelumnya memang telah menemukan, wanita lebih rentan terserang reaksi alergi dari pada pria. Namun, penyebab pastinya belum diketahui hingga akhirnya studi ini dilakukan.
Reaksi Berbeda
Di saat udara tak bersahabat, lingkungan dan cuaca tak mendukung, biasanya membuat seseorang rentan terkena asma atai|i alergi. Namun jika Anda perhatikan biasanya yang rentan terkena penyakit-penyakit seperti asma dan alergi umumnya para wanita dibandingkan pria. Anggapan tersebut didukung fakta studi terbaru yang dilakukan peneliti dari American College of Allergy, Asthma, and Immunology. Riset tersebut juga mengungkapkan, wanita juga cenderung lebih rentan terkena rhinitis yakni sebuah gejala seperti hidung dan mata yang terus mengeluarkan cairan karena alergi."Perbedaan antara wanita dengan pria dalam hal alergi dan kekebalan tubul bukanlah hal yang bisa dianggap sepele/'ungkap Renata Engler MD dari ACAAI, seperti dikutip Huffington Post.
Ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan pada 2011 yang menyebutkan pria memiliki risiko lebih besar terdiagnosis alergi dibanding para wanita. Peneliti tidak menjelaskan secara pasti apa alasannya, namun mereka memiliki beberapa teori.
Salah satu teori faktanya yang dijelaskan adalah karena wanita lebih sering memeriksakan diri saat gejala-gejala alergi menyerang tubuhnya dibandingkan pria yang cenderung menganggap remeh gejala-gejala yang mereka rasakan. Namun, para peneliti menjelaskan bahwa reaksi alergi bisa jadi memang berbeda-beda pada tiap penderitanya bergantung pada usia dan jenis kelamin. Dan dalam penelitian terbaru, wanita diketahui lebih mudah menunjukkan gejala alergi dibandingkan para pria. Saat lingkungan dan cuaca tidak mendukung, gejala-gejala alergi dan asma memang kerap menyerang, namun mereka dengan pintar menyiasatinya.
Posting Komentar untuk "Wanita Lebih Rentan Alergi"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.