Membeli mobil bekas (mobkas) memang bukan pekerjaan mudah. Salah-salah bukan mobil yang kita dapat, malah masuk penjara karena dituduh menjadi tukang tadah barang curian.
Oleh sebab itu, setiap mau membeli mobkas, jangan mau melihat mobil yang akan dibeli di suatu tempat tertentu yang ditentukan penjual. Sebaiknya di rumah penjual atau showroom. Bila penjual memaksa bertemu di suatu tempat, bukan di rumahnya, sebaiknya dibatalkan saja.
Mengapa demikian? Pertama, agar kita tahu pemilik mobil tersebut. Jadi kita tahu asal-usulnya. Kedua, dengan tahu rumah penjual, kita jadi tahu sejauh mana perhatian pemilik terhadap mobil tersebut sehingga rekam jejak mobil tersebut kelihatan.
Langkah selanjutnya adalah mengecek kelengkapan surat dan keabsahannya, seperti STNK, BPKP, faktur (jika masih ada, karena untuk mobil lama terkadang sudah tidak ada). Semua surat harus asli. Kemudian cek data-data di surat-surat tersebut, nomor rangka dan mesin, serta warna mobil harus sama dengan surat.
Membeli mobil bekas memang buka pekerjaan mudah. Salah-salah bukan mobil yang kita dapat, malah masuk penjara karena dituduh menjado tukang tadah barang curian.
Oleh sebab itu, setiap mau membeli mebil yang bekas, jangan mau melihat mobil yang akan dibeli disutau tempat ternetntu yang ditentukan penjual. Sebaiknya dirumah penjual atau showroom. Bila penjual memaksa bertemu disuatu tempat, bukan dirumahnya, sebaiknya dibatalkan saja.
Mengapa demikian. Pertama, agar kita tahu pemilik mobil tersebut. Jadi kita tahu asal-usulnya. Kedua, dengan tahu rumah penjual, kita jadi tahu sejauh mana perhatian pemilik terhadap mobil tersebut, sehingga rekam jejak mobil tersebut kelihatan.
Langkah selanjutnya adalah mengecek kelengkapan surat, seperti STNK, BPKB, Faktur (jika masih ada untuk mobil CBU), akta jual beli. Semua surat harus asli. Kemudian cek data-data disusrat-surat tersebut, nomor rangka dan mesin, serta warna mobil harus sama dengan surat.
Kalaupun pernah ganti mesin atau warna, maka tanyakan surat pengantar dari kepolisian. Jika tidak ada, maka sebaiknya jangan dibeli. Bisa jadi mobil tersebut mobil bodong. Jika tetap nekat dibeli, siap-siap didatangi polisi dan dituduh sebagai penadah mobil curian.
Langkah berikutnya adalah mengecek bagian bodi dan chasis mobil. Bodinya dilihat, masih mulus atau sudah banyak berkarat dan casis masih lempeng atau pernah dipermak.
Cara mudah untuk melihat banyaknya karat bodi adalah melihat lis kaca depan, samping, dan belakang. Kemudian bagasi dan bagian bawah mobil, serta lantai depan mobil. Masalah karat ini, perlu perhatian serius untuk daerah-daerah pesisir pantai.
Sebaiknya teliti secara seksama untuk masalah bodi, cat, dan chasis mobil bekas yang akan dibeli. Lekukan bodi apakah masih lurus dan tidak bergelombang. Cat mobil perlu diteliti, masih orisinil atau sudah dicat ulang.
Lebih baik membeli mobil dengan cat orisinil, walauppun sudah usang ketimbang cat kinclong tapi sudah dicat ulang. Karena cat pabrik biasanya lebih awet dan bagus dalam mengamankan modi mobil.
Setelah kondisi luar beres, maka perlu dilihat kondisi mesin. Coba stater mobil. Kondisi suara mesin halus, kasar atau ada suara lain yang tidak wajar. Coba dicermati. Saat distater ada kesulitan atau langsung bunyi, juga perlu jadi perhatian. Untuk mobil yang prima salah satu cirinya, adalah distater dan suara mesinnya halus dengan sedikit getaran. Sekalipun AC kita nyalakan.
Kemudian cek mesin kondisinya basah atau kering setelah kita nyalakan mesinya. Itu bisa lihat di gasket (paking) antara silinder dan kepala silinder, karena di sambungan ini ada jalur oli dan crankshaft di crankcase. Kalau ada kebocoran berarti harus turun mesin. Ini jelas tidak kita inginkan.
Periksa gearbox. Kebocoran harus dilihat dengan cara ngolong, yaitu melihat di bagian antara sambungan gearbox dengan rumah kopling. Kebocoran biasanya terjadi karena selama ini malas mengganti oli transmisi manual. Jadi gearbox menahan panas dan getaran hanya dilindungi oli yang tua dan sudha jelek.
Selanjutnya lihat kondisi pompa dan selang power steering. Sebenarnya pompa power steering jarang bocor (kecuali kalau pemilik sebelumnya tidak perhatian, sampai-sampai oli power steering nya kering). Yang paling sering menyebabkan kebocoran adalah selang power steering. Ada dua jenis selang power steering yaitu hi-pressure dan low-pressure. Kalau bocor, ya harus ganti selang power steering.
Setelah itu periksa master rem, tempat oli rem, dan kampas rem di roda. Jangan sampai membeli mobil yang tidak bisa direm. Jika ada kebocoran, perlu diwaspadai. Langkah selanjutnya melihat temperatur mesin melalui indikator di dashboard. Apakah stabil atau naik saat mesin mobil dalam kondisi panas.
Kemudian cek suspensinya, masih berfungsi atau tidak, ada bunyi "Ngiik...Ngiik" atau hanya diam saat kita ayun. Masalah suspensi cukup menguras kantong, khususnya untuk jenis sedan eksekutif kelas 2.000 cc ke atas. Perhatian kita harus lebih jeli lagi untuk mobil yang menggunakan pelek besar. Biasanya suspensinya akan cepat rusak.
Setelah beres, lihat kondisi interior, masih orisinil, dan lengkap. Itu juga bisa menjadi tanda pemilik sebelumnya memelihara dengan baik mobil tersebut atau tidak. Biasanya tombol dan kisi-kisi lubang sering rusak. Apabila semua oke, sekali lagi cek lantai garasi ada bekas tetesan oli atau tidak, untuk memastikanya apakah ada kebocoran oli, baik itu oli mesin, power steering, maupun oli rem.
Sementara untuk mobil bertransimisi otomatik, sebelum membeli sebaiknya kita menanyakan secara detail kepemilikannya. Mulai dari setiap berapa kilometer dia mengganti oli matiknya, dan setiap berapa kilometer dia menguras oli matiknya. Perlu dicek, apakah memakai ATF atau tidak.
Apabla pemiliknya tidak bisa menjawab dan terlihat bingung, berarti mobil matik tersebut tidak benar perawatannya. Maka sebaiknya jangan dibeli. Kalau rusak, kepala jadi pusing, uang pun bisa-bisa terkuras.
Begitu semua yang kita cek. Maka kita coba tawar. Jangan terlalu bernafsu. Jika memang jodoh, pasti diberikan. Tapi kalau terlihat nafsu, penjualan akan ngotot dengan harga penawaran.
Oleh sebab itu, setiap mau membeli mebil yang bekas, jangan mau melihat mobil yang akan dibeli disutau tempat ternetntu yang ditentukan penjual. Sebaiknya dirumah penjual atau showroom. Bila penjual memaksa bertemu disuatu tempat, bukan dirumahnya, sebaiknya dibatalkan saja.
Mengapa demikian. Pertama, agar kita tahu pemilik mobil tersebut. Jadi kita tahu asal-usulnya. Kedua, dengan tahu rumah penjual, kita jadi tahu sejauh mana perhatian pemilik terhadap mobil tersebut, sehingga rekam jejak mobil tersebut kelihatan.
Langkah selanjutnya adalah mengecek kelengkapan surat, seperti STNK, BPKB, Faktur (jika masih ada untuk mobil CBU), akta jual beli. Semua surat harus asli. Kemudian cek data-data disusrat-surat tersebut, nomor rangka dan mesin, serta warna mobil harus sama dengan surat.
Kalaupun pernah ganti mesin atau warna, maka tanyakan surat pengantar dari kepolisian. Jika tidak ada, maka sebaiknya jangan dibeli. Bisa jadi mobil tersebut mobil bodong. Jika tetap nekat dibeli, siap-siap didatangi polisi dan dituduh sebagai penadah mobil curian.
Langkah berikutnya adalah mengecek bagian bodi dan chasis mobil. Bodinya dilihat, masih mulus atau sudah banyak berkarat dan casis masih lempeng atau pernah dipermak.
Cara mudah untuk melihat banyaknya karat bodi adalah melihat lis kaca depan, samping, dan belakang. Kemudian bagasi dan bagian bawah mobil, serta lantai depan mobil. Masalah karat ini, perlu perhatian serius untuk daerah-daerah pesisir pantai.
Sebaiknya teliti secara seksama untuk masalah bodi, cat, dan chasis mobil bekas yang akan dibeli. Lekukan bodi apakah masih lurus dan tidak bergelombang. Cat mobil perlu diteliti, masih orisinil atau sudah dicat ulang.
Lebih baik membeli mobil dengan cat orisinil, walauppun sudah usang ketimbang cat kinclong tapi sudah dicat ulang. Karena cat pabrik biasanya lebih awet dan bagus dalam mengamankan modi mobil.
Setelah kondisi luar beres, maka perlu dilihat kondisi mesin. Coba stater mobil. Kondisi suara mesin halus, kasar atau ada suara lain yang tidak wajar. Coba dicermati. Saat distater ada kesulitan atau langsung bunyi, juga perlu jadi perhatian. Untuk mobil yang prima salah satu cirinya, adalah distater dan suara mesinnya halus dengan sedikit getaran. Sekalipun AC kita nyalakan.
Kemudian cek mesin kondisinya basah atau kering setelah kita nyalakan mesinya. Itu bisa lihat di gasket (paking) antara silinder dan kepala silinder, karena di sambungan ini ada jalur oli dan crankshaft di crankcase. Kalau ada kebocoran berarti harus turun mesin. Ini jelas tidak kita inginkan.
Periksa gearbox. Kebocoran harus dilihat dengan cara ngolong, yaitu melihat di bagian antara sambungan gearbox dengan rumah kopling. Kebocoran biasanya terjadi karena selama ini malas mengganti oli transmisi manual. Jadi gearbox menahan panas dan getaran hanya dilindungi oli yang tua dan sudha jelek.
Selanjutnya lihat kondisi pompa dan selang power steering. Sebenarnya pompa power steering jarang bocor (kecuali kalau pemilik sebelumnya tidak perhatian, sampai-sampai oli power steering nya kering). Yang paling sering menyebabkan kebocoran adalah selang power steering. Ada dua jenis selang power steering yaitu hi-pressure dan low-pressure. Kalau bocor, ya harus ganti selang power steering.
Setelah itu periksa master rem, tempat oli rem, dan kampas rem di roda. Jangan sampai membeli mobil yang tidak bisa direm. Jika ada kebocoran, perlu diwaspadai. Langkah selanjutnya melihat temperatur mesin melalui indikator di dashboard. Apakah stabil atau naik saat mesin mobil dalam kondisi panas.
Kemudian cek suspensinya, masih berfungsi atau tidak, ada bunyi "Ngiik...Ngiik" atau hanya diam saat kita ayun. Masalah suspensi cukup menguras kantong, khususnya untuk jenis sedan eksekutif kelas 2.000 cc ke atas. Perhatian kita harus lebih jeli lagi untuk mobil yang menggunakan pelek besar. Biasanya suspensinya akan cepat rusak.
Setelah beres, lihat kondisi interior, masih orisinil, dan lengkap. Itu juga bisa menjadi tanda pemilik sebelumnya memelihara dengan baik mobil tersebut atau tidak. Biasanya tombol dan kisi-kisi lubang sering rusak. Apabila semua oke, sekali lagi cek lantai garasi ada bekas tetesan oli atau tidak, untuk memastikanya apakah ada kebocoran oli, baik itu oli mesin, power steering, maupun oli rem.
Sementara untuk mobil bertransimisi otomatik, sebelum membeli sebaiknya kita menanyakan secara detail kepemilikannya. Mulai dari setiap berapa kilometer dia mengganti oli matiknya, dan setiap berapa kilometer dia menguras oli matiknya. Perlu dicek, apakah memakai ATF atau tidak.
Apabla pemiliknya tidak bisa menjawab dan terlihat bingung, berarti mobil matik tersebut tidak benar perawatannya. Maka sebaiknya jangan dibeli. Kalau rusak, kepala jadi pusing, uang pun bisa-bisa terkuras.
Begitu semua yang kita cek. Maka kita coba tawar. Jangan terlalu bernafsu. Jika memang jodoh, pasti diberikan. Tapi kalau terlihat nafsu, penjualan akan ngotot dengan harga penawaran.
Posting Komentar untuk "Kiat Membeli Mobil Bekas"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.