Tanah air kita adalah karunia Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pencipta, sudah sepantasnya kita wajib untuk mensyukuri-Nya. Kesuburan, keindahan, serta kekayaan alam yang melimpah ruah yang terdapat di dalam tanah air kita ini banyak membuat kagum, bahkan menimbulkan kecemburuan sosial di masyarakat dunia. Tetapi sangat disayangkan kesuburan, keindahan serta kekayaan alam tersebut banyak yang belum kita gali untuk dinikmati akibat keterbatasan pengetahuan yang kita miliki. Kekayaan alam tersebut diantaranya ialah Sarang Burung Walet.
Sarang Burung Walet, khususnya jenis burung walet sarang putih (Aerodramus fuchipagus) sudah sangat terkenal di masyarakat dunia yang lebih dulu mengkonsumsi sarang burung walet sejak beberapa abad yang silam oleh para raja, tabib serta pakar pengobatan di negeri Cina serta negara-negara belahan dunia lainnya. Selain untuk kesehatan serta kehalusan kulit, mengkonsumsi sarang burung walet juga diyakini dapat membuat awet muda, pengganti cairan sumsum di dalam tulang, untuk mencegah serta mengobati keropos tulang (osteoporosis), menjaga serta menambah kekebalan tubuh, melancarakan saluran pernafasan dan darah di otak, paru-paru, jantung serta diyakini juga dapat mencegah kanker. Oleh karena itu nilai jual sarang burung walet di pasar internasional sangat tinggi.
Pada dasarnya, burung walet, khususnya spesies Aerodramus fuchipagus, sangat tergantung pada faktor makanan yang disediakan oleh alam. Burung walet adalah pemakan serangga terbang (insectivora). Di bawah lidah burung walet terdapat sepasang kelenjar glandula sublinguales yang memproduksi air liur untuk membuat sarang yang sangat berkhasiat. Burung walet ini tidak dapat bertengger di ranting pohon karena kaki burung walet ini lemah, sebaliknya sayap burung walet sangat kuat. Selain dituntut pengetahuan dalam budidaya sarang burung walet, keramahan dan keganasan alam juga menjadi faktor penentu dalam maju mundurnya populasi burung walet di tanah air kita ini.
Alangkah bijaksananya, kita sebagai pribumi Indonesia untuk melestarikan budidaya sarang burung walet yang kenyataannya burung walet sarang putih spesies Aerodramus fuchipagus dapat hidup dan berkembangbiak dengan cepat di tanah air kita ini.
Di dalam budidaya sarang burung walet, selain ada faktor alami/keberuntungan juga beberapa faktor lainnya, yaitu :
Sarang Burung Walet, khususnya jenis burung walet sarang putih (Aerodramus fuchipagus) sudah sangat terkenal di masyarakat dunia yang lebih dulu mengkonsumsi sarang burung walet sejak beberapa abad yang silam oleh para raja, tabib serta pakar pengobatan di negeri Cina serta negara-negara belahan dunia lainnya. Selain untuk kesehatan serta kehalusan kulit, mengkonsumsi sarang burung walet juga diyakini dapat membuat awet muda, pengganti cairan sumsum di dalam tulang, untuk mencegah serta mengobati keropos tulang (osteoporosis), menjaga serta menambah kekebalan tubuh, melancarakan saluran pernafasan dan darah di otak, paru-paru, jantung serta diyakini juga dapat mencegah kanker. Oleh karena itu nilai jual sarang burung walet di pasar internasional sangat tinggi.
Pada dasarnya, burung walet, khususnya spesies Aerodramus fuchipagus, sangat tergantung pada faktor makanan yang disediakan oleh alam. Burung walet adalah pemakan serangga terbang (insectivora). Di bawah lidah burung walet terdapat sepasang kelenjar glandula sublinguales yang memproduksi air liur untuk membuat sarang yang sangat berkhasiat. Burung walet ini tidak dapat bertengger di ranting pohon karena kaki burung walet ini lemah, sebaliknya sayap burung walet sangat kuat. Selain dituntut pengetahuan dalam budidaya sarang burung walet, keramahan dan keganasan alam juga menjadi faktor penentu dalam maju mundurnya populasi burung walet di tanah air kita ini.
Alangkah bijaksananya, kita sebagai pribumi Indonesia untuk melestarikan budidaya sarang burung walet yang kenyataannya burung walet sarang putih spesies Aerodramus fuchipagus dapat hidup dan berkembangbiak dengan cepat di tanah air kita ini.
Di dalam budidaya sarang burung walet, selain ada faktor alami/keberuntungan juga beberapa faktor lainnya, yaitu :
Faktor Alam/Lingkungan untuk Kandang Walet
Untuk membangun sebuah kandang walet, yang pertama harus diperhatikan oleh pengelola walet adalah alam sekitar. Sebab pada dasarnya, burung walet, selain faktor makanan yang disediakan oleh alam juga tergantung pada kenyamanan, keamanan, tinggi rendahnya daerah dari permukaan laut.Faktor Penataan Kandang Walet
Kandang walet terjadi karena dua faktor, yaitu :a. Faktor Alami/Keberuntungan
Kandang walet yang terjadi secara faktor alami ini biasanya burung walet sengaja datang sendiri untuk membuat sarangnya di rumah tempat tinggal, di gua, di jembatan, di gedung, dan di toko-toko. Kandang walet yang terjadi secara proses alami ini selanjutnya tinggal menata, merehab serta mengelolanya menjadi kandang walet yang berproduksi.
b. Faktor Pikatan
Kandang walet yang terjadi pada faktor pikatan ini, bentuk dari kandang walet yang sengaja dibuat untuk memikat burung walet (perlu kesabaran dan perjuangan). Penataan serta pengelolaaan kandang walet terlebih dahulu sudah harus diprioritaskan. Biasanya pengelola walet setelah membangun kandang walet yang baru menggunakan folmula DAT (Dasar Aroma untuk Tembok/dinding), dan dilanjutkan dengan menggunakan formula Pro walet 300 atau menggunakan formula Pro walet 1.000.
Kandang walet yang terjadi pada faktor pikatan ini, bentuk dari kandang walet yang sengaja dibuat untuk memikat burung walet (perlu kesabaran dan perjuangan). Penataan serta pengelolaaan kandang walet terlebih dahulu sudah harus diprioritaskan. Biasanya pengelola walet setelah membangun kandang walet yang baru menggunakan folmula DAT (Dasar Aroma untuk Tembok/dinding), dan dilanjutkan dengan menggunakan formula Pro walet 300 atau menggunakan formula Pro walet 1.000.
Faktor Suri-suri/Sirip untuk Sarang Burung Walet
Suri-suri idealnya terbuat dari kayu yang kuat, sudah kering, dan tahan rayap. Selain kayu jati, kayu albasia sangat cocok untuk suri-suri sarang walet. Pemasangan suri-suri bisa berbentuk kotak/jalur sejajar. Setelah selesai pemasangan suri-suri, pengelola biasanya menggunakan DARIRI (Dasar Aroma untuk Suri-Suri).Faktor Hama Sarang Burung Walet
Burung walet akan terganggu populasinya jika pengelola kurang waspada terhadap hama sarang burung walet.Hama sarang burung walet dapat dibagi dua bagian, yakni :
a. Hama Serangga
Hama yang disebabkan oleh serangga diantaranya ialah; kecoa, kutu busuk, semut api, yang akan merusak pada sarang serta burung walet itu sendiri, mengakibatkan burung walet kabur. Untuk menanggulanginya para pengelola menggunakan obat Bhusser Walet.
b. Hama Predator
Selain hama yang disebabkan oleh serangga, burung walet juga mempuyai musuh alami yang disebut dengan hama predator, diantaranya tokek, elang, tikus, burung hantu, katak terbang, lipan, serta pencuri.
Untuk menanggulangi hama predator, biasanya dengan cara ditangkap. Di samping hama predator, pengelolaan yang kurang tepat dan program panenan yang kacau balau bisa juga dikatakan predator bayangan.
Selain hama yang disebabkan oleh serangga, burung walet juga mempuyai musuh alami yang disebut dengan hama predator, diantaranya tokek, elang, tikus, burung hantu, katak terbang, lipan, serta pencuri.
Untuk menanggulangi hama predator, biasanya dengan cara ditangkap. Di samping hama predator, pengelolaan yang kurang tepat dan program panenan yang kacau balau bisa juga dikatakan predator bayangan.
Posting Komentar untuk "Budidaya Sarang Burung Walet"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.