Kalau Anda punya e-reader berarti secara tidak langsung Anda sudah mengenal e-ink. Walaupun ringan dan rendah konsumsi daya, tinta elektronik (e-ink) selama ini terbatas pemakaiannya pada e-reader. Ini dikarenakan e-ink tidak berwarna. Selain itu refresh rate-nya lamban. Namun menurut sebuah perusahaan Cina, e-ink sebenarnya cocok dipakai di smartphone.
Onyx International yang merupakan vendor e-reader berusia muda (empat tahun) bahkan langsung memamerkan prototip smartphone Android yang display-nya mengusung e-ink. Onyx memiliki banyak pengalaman dalam dunia display e-ink. Layar sentuh e-ink kapasitif yang super tipis membuat smartphone itu luar biasa ringan. Bobotnya tak sampai 100 gram.
Selain itu layarnya tetap mudah dibaca di bawah sinar terik matahari. Baterainya pun mengesankan, karena disebutkan mampu bertahan satu minggu. Maklumlah e-ink hemat daya.
Sayang di luar pesona layar berteknologi e-ink, fitur smartphone yang diproduksi pabrikan yang berlokasi di Guangzhou itu tidak istimewa. Ia mendukung koneksi Wi-Fi dan WDCMA dari 3G, dan masing-masing menggunakan prosesor ARM Cortex AS. Sistem operasinya pun jadul, yakni Android 2.3.
Karena itu banyak pihak pesimis dengan kesuksesan produk Onyx. Hanya jika harganya sangat murah, ia akan sukses di pasar. Sepertinya ia tidak akan menjadi produk mainstream dalam waktu dekat.
Omong-omong, e-ink sebenarnya juga sudah digunakan di ‘sub display on’ beberapa smartphone. Contohnya di Urbano Affare milik Sony Ericsson. Contoh lain, pada display utama Motofone E3 yang fiturnya terbatas. Namun membuatnya berfungsi di sebuah smartphone adalah hal berbeda. Pertama, saat ini e-ink hanya tersedia dalam monokrom. Kedua, refresh rate-nya jauh lebih lamban dibandingkan display LCD sehingga tak mampu mendukung tampilan konten video dan game.
Oya, Anda tahu tidak, apa sih e-ink? E-ink ini terbentuk dari jutaan mikrokapsul kecil, masing-masing terisi oleh partikel-partikel yang bahkan lebih kecil lagi dan terapung dalam cairan. Kapsul-kapsul ini bisa bermuatan positif (putih) atau negatif (hitam). Ketika diberi tegangan, partikel-partikel yang sesuai akan bergerak ke bagian atas mikrokapsul dan membuat permukaan terlihat hitam atau putih di titik layar yang diberi tegangan layar.
Tinta elektronis ini bisa digunakan nyaris di sembarang permukaan. Bisa di permukaan kaca, plastik, kain, dan bahkan kertas. Artinya display akan menjadi lebih tipis dan ringan dibandingkan LCD biasa. Itulah mengapa smartphone buatan Onyx bisa tampil cantik dan ringan dan juga mungkin saja antipecah jika menggunakan bahan plastik.
Onyx International yang merupakan vendor e-reader berusia muda (empat tahun) bahkan langsung memamerkan prototip smartphone Android yang display-nya mengusung e-ink. Onyx memiliki banyak pengalaman dalam dunia display e-ink. Layar sentuh e-ink kapasitif yang super tipis membuat smartphone itu luar biasa ringan. Bobotnya tak sampai 100 gram.
Selain itu layarnya tetap mudah dibaca di bawah sinar terik matahari. Baterainya pun mengesankan, karena disebutkan mampu bertahan satu minggu. Maklumlah e-ink hemat daya.
Sayang di luar pesona layar berteknologi e-ink, fitur smartphone yang diproduksi pabrikan yang berlokasi di Guangzhou itu tidak istimewa. Ia mendukung koneksi Wi-Fi dan WDCMA dari 3G, dan masing-masing menggunakan prosesor ARM Cortex AS. Sistem operasinya pun jadul, yakni Android 2.3.
Karena itu banyak pihak pesimis dengan kesuksesan produk Onyx. Hanya jika harganya sangat murah, ia akan sukses di pasar. Sepertinya ia tidak akan menjadi produk mainstream dalam waktu dekat.
Omong-omong, e-ink sebenarnya juga sudah digunakan di ‘sub display on’ beberapa smartphone. Contohnya di Urbano Affare milik Sony Ericsson. Contoh lain, pada display utama Motofone E3 yang fiturnya terbatas. Namun membuatnya berfungsi di sebuah smartphone adalah hal berbeda. Pertama, saat ini e-ink hanya tersedia dalam monokrom. Kedua, refresh rate-nya jauh lebih lamban dibandingkan display LCD sehingga tak mampu mendukung tampilan konten video dan game.
Oya, Anda tahu tidak, apa sih e-ink? E-ink ini terbentuk dari jutaan mikrokapsul kecil, masing-masing terisi oleh partikel-partikel yang bahkan lebih kecil lagi dan terapung dalam cairan. Kapsul-kapsul ini bisa bermuatan positif (putih) atau negatif (hitam). Ketika diberi tegangan, partikel-partikel yang sesuai akan bergerak ke bagian atas mikrokapsul dan membuat permukaan terlihat hitam atau putih di titik layar yang diberi tegangan layar.
Tinta elektronis ini bisa digunakan nyaris di sembarang permukaan. Bisa di permukaan kaca, plastik, kain, dan bahkan kertas. Artinya display akan menjadi lebih tipis dan ringan dibandingkan LCD biasa. Itulah mengapa smartphone buatan Onyx bisa tampil cantik dan ringan dan juga mungkin saja antipecah jika menggunakan bahan plastik.
Posting Komentar untuk "Wow Ada Smartphone Pakai E-Ink"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.