1. Ima
2. Noni
3. Chaca
4. Tasya
5. Dira
6. Rahmat
Hari Selasa pagi, tampak anak-anak yang datang ke sekolah baru sedikit. Pada saat itu, di kelas VIII-A tampak santai-santai karena tidak ada PR dan tidak ada ulangan.
Ima : (masuk ke kelas dengan penuh keceriaan) “Hai teman-teman…”
Noni, Tasya, Chaca : “Hai….”
Chaca : “Tumben kamu pagi-pagi udah ceria, biasanya kan kalau pagi kamu suka cemberut.”
Ima :”Ya iyalah ceria, hari ini gak ada PR, gak ada ulangan. Apa Dira belum datang?”
Tasya :”Belum, dari tadi juga kita lagi nunggu dia.”
Ima :”Kenapa dia belum datang ya? Biasanya kan dia berangkat suka pagi-pagi. Apa dia
sakit ya?”
Noni :”Ya mungkin, tapi kalau Dira sakit suka kirim surat, suratnya kan suka dititipin sama si
Doni.”
Chaca :”Tapi Si Doni kan udah datang, kalau dia bawa surat dari Dira langsung dikasihin
sama kita.”
(Kemudian Dira datang dengan muka termenung)
Noni : “Dir, kamu kenapa? Apa kamu sakit?”
Dira : “Enggak kok, aku gak apa-apa.”
Tasya : “Tapi kok muka kamu lesu banget?”
Ima : “Iya, kenapa kamu?”
Dira : “Aku gak apa-apa, kalian jangan khawatir.”
(Kemudian bel masuk sekolah berbunyi dan siswa-siswi masuk ke kelasnya masing - masing. Pada saat itu, pelajaran Bahasa Indonesia dan Pak Dedi tidak hadir karena ada keperluan pribadi, anak-anak pun diberi tugas untuk mengisi LKS. Anak-anak tampak mengerjakan tugas. Dan bel istirahat pun berbunyi, kemudian anak-anak mengumpulkan tugasnya. Semua anak yang ada di kelas pergi ke kantin, kecuali Dira).
Noni : “Dir, kamu mau ikiut ke kantin gak?”
Dira : “Gak, aku lagi malas ke kantin.”
Noni : “Oh, ya udah kami ke kantin dulu.”
Dira : “Ya.”
Baca juga : Puisi Sunda Karya Ibnu Hajar Apandi
(Dira pun memikirkan tagihan SPP karena dia belum membayarnya dan pada saat itu juga harus membayarnya. Sempat terlintas di pikirnya untuk mengambil uang temannya yaitu Ima, dan kebetulan pada saat istirahat di kelas tidak ada siapa-siapa).
Dira : “Ma, ma’af aku ngambil uang kamu, aku juga terpaksa.” ( sambil menengok ke kanan dan ke kiri, kemudian langsung duduk di tempat duduk)
(Ima, Tasya, Noni pun masuk ke kelas)
Ima : “Dir, kamu mau?”(sambil menyodorkan makanan)
Dira : “Gak.”(dalam hatinya berkata,”Maafin aku ya, Ma!”)
Ima : (Kemudian Ima membuka tasnya dan melihat kalau uangnya tidak ada)
“Teman-teman, kalian lihat uang aku gak? Tadinya ada di tas, tapi kok gak ada ya…?”
Tasya : “Ya mana kita tahu, mungkin kamu lupa naroh.”
Ima : “Enggak, aku yakin aku nyimpan uangnya di tas.”
Noni : “Coba cari lagi, mungkin uangnya keselip dalam buku.”
Ima : “Gak ada” ( dengan muka panik ) “Dir, kamu tahu gak dimana uang aku?”
Dira : “Enggak.” (dengan muka gugup)
Rahmat : “Aku tahu kenapa uang kamu hilang.”
Ima : “Kenapa?”
Rahmat : “Tapi kalian janji ya jangan marah!”
Ima : “Iya.”
Rahmat : “Sebenarnya uang kamu dicuri.”
Ima : “Dicuri? Sama siapa?”
Rahmat : “Sama Dira.”
Ima : “Dira? Apa benar kamu Dira?”
Dira : “Enggak kok” (tampak wajahnya gugup)
Rahmat : “Dir, aku tadi lihat semuanya. Maafin aku ya…”
Ima : “Emang benar kamu?”
Dira : “Iya, maafin aku ya…” (dengan muka gugup)
Tasya : “Kenapa kamu melakukan itu?”
Noni : “Iya, kenapa?”
Dira : “Karena aku belum bayar SPP.”
Ima : “Karena itu kamu mencuri? Bukannya kamu bilang sama kami, kami juga pasti mau
bantu kamu, iya gak teman-teman?”
Noni, Rahmat, Tasya : “Iya.”
Dira : “Aku gak mau bikin kalian repot. Sekali lagi aku minta maaf.”
Ima : “Gak apa - apa kok, aku juga mengerti kenapa kamu melakukan itu.”
Dira : “Kalian memang sahabat aku yang paling baik.”
Tasya : “Ya iyalah, kita kan sahabat.”
Noni : “Sahabat untuk selamanya.”
Tasya, Dira, Ima : “Best Friends Forever.”
Baca juga : Inilah Indonesia Saat Ini
Posting Komentar untuk "Sahabat Untuk Selamanya"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.