Mungkin banyak yang belum mendengar jenis kanker nasofaring. Kanker nasofaring merupakan bagian dari kanker tenggorokan, yang berada pada bagian kepala dan leher. Jika pandangan kabur, kesulitan bernapas dan berbicara, suara serak, infeksi telinga, sakit kepala, telinga berdengung hingga terdapat benjolan di leher atau hidung, Anda mesti waspada. Lantas bagaimana mengatasinya?
Kanker adalah penyakit yang paling ditakutkan orang. Gaya hidup instan, makan makanan yang kurang sehat, merokok, minum minuman alkohol bisa mengakibatkan sel kanker berkembang. Salah satu jenis kanker yang jarang diketahui orang adalah kanker nasofaring atau yang disingkat dengan KNF. Kasus KNF meningkat seiring pertambahan usla. Risiko kaum pria terkena penyakit KNF ini dua kail risiko kaum wanita.
Di Indonesia, KNF merupakan salah satu jenis keganasan yang sering ditemukan. Berada pada urutan ke-4 sebagai kanker terbanyak di Indonesia, setelah kanker leher rahim, kanker payudara dan kanker paru. KNF merupakan kanker yang muncul pada daerah nasofaring atau area di atas tenggorokan dan di belakang hidung. Karsinoma ini terbanyak merupakan keganasan tipe sel skuamosa.
Nasofaring merupakan bagian dari tenggorokan yang akan tersambung dengan orofaring yang menjadi tempat bertemunya saluran udara dari hidung, serta saluran air dan makanan dari mulut. Meski seperti pipa transportasi udara, nasofaring memiliki kepentingan bagi pernapasan. Karena hanya udara saja yang melaluinya, maka pipa ini sebagai saluran khusus harus diperhatikan.
Gejala KNF antara lain pandangan kabur atau ganda, kesulitan bernapas atau berbicara termasuk suara serak. Gejala lainnya adalah infeksi telinga yang terus datang kembali, wajah nyeri atau mati rasa dan sakit kepala. Selaln itu, pada telinga timbul suara berdengung dan terasa penuh tanpa disertai rasa sakit, sampai pendengaran berkurang. Terdapat benjolan pada leher atau hidung. Hidung sedikit mimisan tetapi berulang, hidung tersumbat, dan radang tenggorokan.
Penyebab Kanker Nasofaring
KNF disebabkan oleh beberapa hal, seperti virus epstein-barr (EB), yang mempengaruhi peningkatan antibodi, genom virus pada sel tumor. Virus ini merupakan herpes virus manusia 4 yang masuk ke dalam family herpes. Virus ini biasanya tertular melalui air liur yang terinfeksi dan memulai infeksi di orofaring.
Virus EB merupakan salah satu virus umum pada manusia dan mampu menyebabkan mononukleosis infeksiosa. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Sel target virus EB adalah limfosit B. Bahan kimia terrmasuk asap sebagai hasil pembuangannya seperti rokok, dupa/kemenyan dan kayu bakar. Lalu pekerjaan yang menghasilkan serbuk kimia seperti peleburan besi dan serbuk kayu.
Penyebab lainnya adalah diet seperti ikan asin, sayur-sayuran yang diawetkan dan makanan yang difermentasi. Konsumsi jenis makanan ini akan menghasilkan kandungan nitrosamine ataupun precursor nitro yang akan menjadi pemicu terjadinya proses KNF. Tembakau juga menjadi salah satu penyebab KNF ini. Karena itu, pria usia produktrf dan seorang perokok rentan terserang penyakit ini. Begitu pula peminum alkohol rentan terkena KNF.
Diagnosis KNF ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis keluhan pasien sesuai empat gejala, tempat bekerja, paparan penyebab kanker dan riwayat keluarga. Sementara pemeriksaan fisik berupa rinoskopi anterior dan posterior atau nasoendoskopi.
Pada pemeriksaan ini diteropong dari hidung sampai nasofaring dan akan tampak tumor di daerah nasofaring. Biopsi nasofaring dengan mengambil bahan atau sampel dari nasofaring, dilanjutkan pemeriksaan patologi anatomi untuk menegakkan diagnosis.
Klasifikasi KNF berdasarkan patologi anatomi yakni karsinoma sel skuamosa dengan keratinisasi (WHO tipe 1), karsinoma sel skuamosa tanpa keratinisasi (WHO tipe 2), dan karsinoma tanpa diferensiasi/ undifferentiated Ca (WHO tipe 3).
Dokter juga akan melakukan CT Scan Nasofaring/MRI nasofaring, rontgent paru, USG perut, bone scan dan penentuan stadium: TNM.
Pengobatan Kanker Nasofaring (KNF)
Perngobatan KNF didasarkan pada jenis, sifat dan stadium kanker. Pengobatannya berupa operasi, penyinaran (radiasi) hingga pengobatan sistemik. Pengobatan sistemik adalah pemberian obat kanker berupa suntikan melalui pembuluh darah vena (intravena) maupun arteri (intra arteri), suntikan di bawah kulit maupun obat yang diminum (peroral).
Tujuan pengobatan sistemik adalah membunuh sel-sel kanker, baik yang berada di dalam darah, organ primer terkait, kelenjar getah bening maupun organ lain yang terkena penyakit ini. Ada beberapa pengobatan sistemik untuk kanker, antara lain kemoterapi, terapi target dan terapi hormonal.
Pengobatan sistemik ini diberikan oleh seorang dokter spesialis onkologi medik. Pengobatan sistemik diperlukan karena kanker merupakan penyakit sistemik yang menyebabkan efek sistemik. Efek sistemik antara lain turunnya respon imun tubuh, hiperkoagulasi (pengentalan darah), gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Namun, pengobatan kanker yang diberikan bisa mengakibatkan efek samping yang.bersifat sistemik. Di antaranya mual, muntah, rambut rontok, sariawan (stomatitis), diare, berkurangnya nafsu makan, kondisi anemia, turunnya nilai trombosit dan sel darah putih akibat penekanan sumsum tulang oleh obat sitostatika yang diberikan. Efek samping pengobatan sistemik lainnya dapat menyebabkan gangguan fungsi organ jantung, paru-paru, ginjal maupun organ dan sistem tubuh lainnya.
Dalam menentukan program pengobatan kanker, harus dipertimbangkan unsur patient, safety dan cost effective. Karena itu, diperlukan seorang dokter subspesialis onkologi medik yang berlatar belakang keilmuan penyakit dalam, untuk merencanakan program pengobatan seorang penderita kanker nasofaring.
Mengatakan program pengobatan KNF terdiri dari radioterapi, kemoterapi dan kombinasi keduanya. Pengobatan radioterapi bersifat lokal. Namun, untuk ukuran tumor yang besar didahului dengan kemoterapi untuk mengecilkan ukuran tumor.
Jika pada tumor besar dilakukan penyinaran maka daerah di tengah tumor dapat terjadi kondisi hipoksia atau kekurangan oksigen. Hal tersebut juga membuat kanker mudah berkembang dan daerah tersebut akan menjadi resisten terhadap radioterapi.
Posting Komentar untuk "Cara Atasi Kanker Nasofaring (KNF)"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.